Selasa, 15 Oktober 2013

 Cerita Dewasa Khusus Dewasa 2013

Cerita dewasa kali ini hanya buat yang udah dewasa.Karna cerita berikut sangat berpengaruh buruk bila di baca orang yang belum dewasa.Untuk lebih jelas lagi langsung aja deh baca artikel di bawah ini yang di rang kum dalam judul Cerita Dewasa khusus dewasa 2013

cerita dewasa


Namaku Doni, aku tinggal di kota K. Tanggal 22 Mei 1999 yang lalu aku pergi ke Surabaya untuk liburan, sambil refreshinglah. Setelah berputar-putar sebentar, sorenya aku menuju rumah temanku yang sudah sangat akrab di kawasan DK. Keluarganya sudah sangat akrab dengan keluargaku, sudah seperti satu keluarga sejak aku lahir. Di rumah ini ada Mas Zani yang umurnya 22 tahun, adiknya (cewek, masih SMU), sepupunya (cewek sudah sekitar 23 tahun), dan tentu saja kedua orang tua mereka. Hari itu biasa saja, tidak ada something spesial yang terjadi.

Keesokan harinya, Mas Zani mengajakku pergi makan dan jalan-jalan di mall. Eh.., ternyata dia mengajak ceweknya. Ternyata ceweknya ini kost cuma sekitar 300 meter dari rumah Mas Zani. Namanya Yeni tapi panggilannya Yeyen. Anaknya cakep juga, masih kuliah, umurnya 21 tahun. Kulitnya putih kekuningan meskipun keturunan Jawa tulen, tingginya sekitar 164 cm, beratnya 46 kg, tapi pinggulnya cukup besar, bodinya asyik juga, dan payudaranya lebih besar dari rata-rata cewek Indonesia. So, dengan mobil Panther itu Mas Zani dan Yeyen duduk berdua di depan sedangkan aku yang duduk di bagian tengah dicuekin oleh mereka. Kami berputar-putar di Tunjungan Plaza, makan di sebuah restoran sea food sampai kenyang lalu kembali lagi ke tempat kos Yeyen.

Lalu setelah mobil diparkir, kami bertiga masuk ke tempat kosnya dan langsung masuk kamarnya. Hmm.., sempat terpikir olehku, sebenarnya itu tempat kos cewek atau cowok, soalnya ada beberapa ciban (banci) yang nongkrong di situ. Di dalam kamar Yeyen, aku disetelin sebuah VCD porno, sambil diberi coklat Silver Queen, sementara Mas Zani dan Yeyen bermesraan berdua, berciuman dan bercumbu. Ah.., aku juga sempat berkenalan dengan adik Yeyen yang bernama Lenny, yang mondar-mandir keluar masuk kamar.

Lenny bertubuh lebih pendek dari Yeyen, lebih coklat kulitnya, dan bodinya lebih langsing, cuma sayangnya payudara dan pantatnya juga lebih “tidak menantang” dibandingkan Yeyen. Cuma yang lebih disayangkan lagi Lenny seorang perokok berat dan hari itu dia sedang sakit tenggorokan. Setelah selesai menyetel VCD-nya sampai 45 menit non-stop, Aku matikan TV dan playernya. Eh, tiba-tiba Mas Zani nyeletuk, “Don.., kasih waktu 5 menit, dong..?”

Aku sudah mulai merasakan gelagat kurang baik dari pasangan itu. Tapi ya terpaksa, aku melenggang keluar kamar, tapi baru sampai di pintu, aku lihat di ruang tamu banyak ciban yang lagi ngobrol dengan Lenny sambil merokok. kemudian akupun kembali ke kamar Yeyen.
Lalu aku berkata, “Ah tidak usah dech, aku di sini saja, lagi tidak mood ngobrol sama orang-orang itu. Lakuin saja deh, aku tidak ngeliat”.
Terus terang saja Mas Zani kaget, “Heh! Kon ‘jik cilik ngono kok..” (kamu itu masih kecil gitu kok).
Kesel juga aku dibilang masih kecil. Lalu aku berusaha meyakinkan mereka, “Jangan kuatir lah.., aku sudah biasa kok ngeliatin ginian..”

Akhirnya setelah beberapa perdebatan ringan dan berkat kelihaianku berdiplomasi mereka mengijinkan juga aku untuk di dalam kamar saja, tapi dengan syarat aku tidak boleh macam-macam apalagi melaporkan ke orang tuanya. Setelah pintu kukunci, aku cuma bersandar saja di pintu dengan perasaan gembira.

Mas Zani lalu tidur telentang di ranjang, lalu Yeyen mulai jongkok di atasnya dan menciumi wajah Mas Zani, sedangkan Mas Zani cuma diam saja, matanya merem, tangannya mengusap-usap punggung Yeyen. Sesekali Yeyen melihat ke arahku, mungkin memeriksa apakah aku mulai terangsang, dan memang benar aku terangsang. Dan juga melihat gerakan Yeyen yang kelihatannya sudah “professional” dan ciuman-ciumannya yang ganas seperti di film BF, sepertinya Yeyen ini bukan pertama kalinya making love. Yeyen mulai menciumi Mas Zani langsung ke mulutnya, dan beberapa kali mereka bersilat lidah dan terlihat jelas karena jarakku dan jarak mereka berdua cuma sekitar 3 meter.

“Hmmhh.., hmmhh..”, mereka berciuman sambil mendesah-desah, membuatku yang sejak tadi sudah tegang memikirkan hal yang tidak-tidak jadi semakin tegang saja. Setelah puas melumat bibir dan lidah Mas Zani, Yeyen mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Mas Zani ketika itu mengenakan T-Shirt yang di bagian kerahnya cuma ada dua kancing, so karena Mas Zani terlalu besar badannya (gemuk) maka Yeyen cuma menyingkapkannya dari bawah lalu menciumi dadanya yang montok dan putih. Mas Zani ini memang WNI Keturunan Cina.
“Hmmhh.., aduh Yen nikmat Yen..”, begitu rintihan Mas Zani. Yeyen menciuminya kadang cepat, lalu lambat, cepat lagi, memang sepertinya begitu style anak yang satu ini. Sedangkan aku semakin tidak tahan saja, kepingin juga dadaku diciumin oleh cewek, uhh.., tapi aku masih menahan diri dan terus menempel pada pintu.

“Ihh.., hmmh.., hh.., ihh..”, Mas Zani terus mendesah sementara Yeyen mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali Mas Zani berteriak kecil kegelian. Karena aku sangat terangsang, aku mulai meraba-raba diriku sendiri. “Sialan!” pikirku, “Ngapain juga gitu ahh..

Akhirnya Yeyen mulai membuka risleting Mas Zani, pertamanya pelan sekali, namun tiba-tiba “wrett” ditarik dengan cepat sekali sehingga Mas Zani kaget, matanya terbuka sebentar, lalu tersenyum dan merem kembali, sedangkan kedua tangannya mengelus-elus rambut Yeyen. Yeyen langsung memegang-megang kemaluan Mas Zani dan digosok-gosok dengan tangannya dari luar, “Ahh.., hh.., Hmmhmh.., Ohh Yenn..”, Mas Zani cuma bisa mendesah. Lalu setelah puas menggosoknya dari luar, dia mulai menyingkap celana dalam Mas Zani dan tersembullah kemaluan Mas Zani yang sudah tegang keluar dari sarangnya.

“Nylupp!”, Kemaluan Mas Zani langsung dikulum oleh Yeyen. Stylenya masih seperti tadi, kadang pelan, lalu cepat, kadang pelan, lalu cepat, bikin kaget saja ini anak main seksnya. Sementara Mas Zani sibuk meremas-remas rambut Yeyen saking enaknya, aku yang tidak kuasa menahan nafsu sibuk meremas-remas kemaluanku sendiri sambil tetap bersadar di pintu. Ahh.., aku benar-benar merasa serba salah waktu itu, dan mereka tidak mengacuhkanku sama sekali. Dasar.., Yang membuataku nyaris tertawa karena kemaluan Mas Zani yang sepertinya keseretan gara-gara Yeyen tidak melepaskan celana dalam Mas Zani terlalu ke bawah, jadi seperti tercekik dech.

“Ehmm.., Ehmm..” Mungkin sekitar 5 menit Yeyen mengulum kemaluan Mas Zani, ternyata selama itu juga dia belum keluar sama sekali, Yeyen bilang, “Zan.., sekarang giliran kamu yach?” Mas Zani cuma tersenyum, lalu dia bangkit sambil melepaskan celana panjang dan celana dalamnya, sedangkan Yeyen sekarang yang ganti tiduran, lalu memejamkan mata. Sedangkan aku benar-benar kebingungan dan tidak tahu mau berbuat apa, aku benar-benar pingin buka baju dan join dengan mereka tapi ahh.., kacau sekali pikiranku ketika itu.

Mas Zani mulai melakukan persis apa yang dia lakukan ke Yeyen sebelumnya. Nyaris persis sama, aku sampai heran apa memang sudah janjian ya mereka. Mas Zani mulai mencium bibir Yeyen, cuma Mas Zani menciumnya dengan stabil, pelan terus, berbeda dengan Yeyen yang style seksnya aku akui lumayan unik. “Hmmh.., mymmynm..”, Sayang Mas Zani sepertinya tidak profesional, cara menciumnya walau pelan, terlalu tergesa menuju ke bawah. Yeyen mencoba melepaskan t-shirt Mas Zani, lalu Mas Zani langsung melepasnya dan meletakkan di sebelahnya. Mas Zanipun mulai menciumi leher Yeyen. Sementara tangannya meraba-raba payudara Yeyen yang aduhai, “Hmhmhhm.., Hmhmhmh..” Mereka berdua terus mendesah keenakan. Aduh, pemandangan yang cukup menggelikan sekaligus menggairahkan itu benar-benar membuatku kewalahan pada diriku sendiri, diam-diam aku mulai melepaskan t-shirt yang kupakai dan menggerayangi tubuhku sendiri.

Mas Zani mulai tidak sabar dan langsung mencopoti kancing demi kancing yang ada di kemeja yang dikenakan Yeyen. Tersembullah payudara Yeyen yang begitu aduhai, putih mulus sekali seperti payudara Chinese, Yeyen segera mengangkat punggungnya, lalu Mas Zani mencopot kancing BH-nya yang berwarna krem. Wah.., payudara Yeyen benar-benar besar dan menggairahkan dengan puting susunya yang tebal dan berwarna coklat tua. “Ahh.., Hmm.., Hmm..”, Mereka berdua saling melenguh setiap kali Mas Zani memainkan lidahnya di atas payudara dan puting susu Yeyen.

“Hmmh.., Hmhh..”, Setelah puas melumat puting susu Yeyen bergantian, Mas Zani akhirnya menjilati perut Yeyen dan ingin melepaskan roknya. Yeyen mengangkat pantatnya, lalu Mas Zani membuka risleting roknya dan pelan-pelan melepaskan rok yang dipakai Yeyen. Setelah sampai di lutut, Mas Zani berhenti dan langsung menciumi kemaluan Yeyen yang masih tertutup celana dalam itu dengan cepat dan ganas.
“Ahh.., Ahh..”, Yeyen mengerang dan mendesah keras keenakan. Aku yang sejak tadi terangsang menjadi semakin terangsang mendengar desahan Yeyen yang sangat menggairahkan, membuatku tidak tahan dan mulai memegangi kemaluanku sendiri, menggesek-gesekkannya dengan tanganku.

Akhirnya Mas Zani melepaskan celana dalam Yeyen dan langsung menciumi kemaluannya dengan ganas sekali. Rambut di kemaluan Yeyen cukup tipis, sehingga memudahkan Mas Zani menjilatinya sepuasnya. Sesekali kudengar “Slurrp.., slurrp..”, sepertinya Mas Zani suka sekali menyedot kemaluan Yeyen. “Ahh.., Zan.., Ahh.., Zan.., Enak Zan..”, desahan Yeyen semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar.

Tidak berapa lama kemudian, Mas Zani berhenti lalu bertanya, “Yen, boleh sekarang?” Sambil tetap merem, Yeyen cuma tersenyum dan mengangguk.
“Pelan-pelan yach..”, bisik Yeyen mesra. Kemudian Mas Zani memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Yeyen, “Uh.., uhh.., Ahh..”, Sedikit kesulitan yang mereka hadapi, sekarang Mas Zani sudah mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam vagina Yeyen.
“Ahh.., ahh.., aduh.., ahh..”, Mereka berdua saling mendesah sambil terus melanjutkan permainannya. Yeyen masih tetap dengan stylenya, kadang menarikan pinggulnya pelan-pelan, lalu cepat, pelan lagi.
“Ahh.., Ahh.., Ahh..”, Mas Zani memaju-mundurkan badannya pelan-pelan sedangkan Yeyen asyik menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan tempo yang tidak beraturan. Aku jadi semakin tidak tahan melihat apa yang mereka lakukan, aku segera berjalan menuju kamar mandi, langsung kulepas celana panjang dan celana dalamku dan kugesek-gesek kemaluanku sendiri cepat-cepat.

“Ahh.., Hmmh.., Ahh..”, Aku mendesah-desah kecil dengan apa yang kulakukan terhadap diriku sendiri. Lalu.., “aahh..”, Aku orgasme, spermaku semuanya terjatuh di lantai kamar mandi. Tubuhku rasanya nikmat sekali beberapa saat, lalu terasa lemas dan sepertinya aku merasa bersalah telah melakukannya. Aku segera menyiram ceceran sperma di lantai kamar mandi, melepas seluruh bajuku dan mandi.

Setelah segar, aku hampir tidak percaya waktu keluar ternyata mereka masih saja bermesraan bersetubuh. Aku langsung berjalan keluar kamar, sedangkan mereka tidak menghiraukanku sama sekali, benar-benar gila..!

Di luar, aku duduk-duduk saja di ruang tamu sambil ngobrol dengan Lenny dan teman-temannya yang kebetulan ciban semua. Mereka menawariku rokok tapi aku tolak. Setelah beberapa menit melakukan percakapan yang membosankan dan bikin mual, aku cuek saja dan asyik melihat TV, sambil menunggu Mas Zani dan Yeyen selesai melakukan aktivitasnya. Menit demi menit berlalu, gila.., lama sekali.

Sekitar satu jam kemudian, muncullah mereka berdua dari pintu kamar Yeyen.
“Gilaa..”, pikirku, lama sekali mereka begituan. Mas Zani dan Yeyen tersenyum geli pertama kali melihatku, mungkin mereka menganggap tingkahku di dalam kamar tadi lucu, lalu Mas Zani bertanya.
“Don, kamu mau ikut renang?”.
“Mau sich.., tapi aku tidak bawa celana renang tuch..”, jawabku agak kecewa.
“Tidak pa-pa kok, ntar kita bisa pinjam celana renang di sana..”.
Ya sudah, akhirnya jadi dech.., Setelah berpamitan, Mas Zani dan aku pulang. Di rumah kami langsung mempersiapkan segala kebutuhan renangnya.

Jam menunjukkan sekitar pukul 16.30, kami bersiap pergi. Tepat waktu Mas Zani hendak menyalakan mobil, ada suara teriakan.
Ternyata sepupu Mas Zani, “Mobilnya mau dibawa papanya lho..”, katanya.
“Sial!” gerutu Mas Zani. Terus akhirnya Mas Zani telepon taksi, beberapa menit kemudian datang, lalu kami ke tempat kos Yeyen dulu untuk menjemput Yeyen. Eh, ternyata tidak hanya Yeyen yang ikut, tapi adiknya, Lenny, diajak serta.
Aku tanya pada Lenny, “Lho, kok kamu ikut, katanya sakit tenggorokan. Nanti ikut renang?”.
“Iya dong.., tidak Papa, nemenin Yeyen nich..” jawabnya enteng. Wah, nekat juga ini anak, pikirku.

Taksi kami langsung meluncur ke Graha Residen, di sana ada kolam renangnya yang cukup besar dan ramai, termasuk para turis. Yeyen, Lenny, dan aku yang belum bisa berenang cuma berputar-putar saja di pinggiran, sedangkan Mas Zani berkelana ke sana ke mari dengan bebasnya.

Waktu ada kesempatan, aku tanya pada Mas Zani soal Yeyen. Ternyata dia baru kenal Yeyen dua minggu, dan pertemuan pertamanya di kolam renang. Seminggu kemudian mereka langsung pacaran, lalu besoknya mereka melakukan hubungan badan. Mas Zani baru pertama kali itu bersenggama, sedangkan Yeyen sepertinya sudah berkali-kali, soalnya kata Mas Zani, Yeyen sudah tidak perawan lagi.
Mas Zani juga bilang, “Kata Yeyen tuh si Lenny masih perawan, dianya agak menyesal juga pacaran sama Yeyen, bukan sama Lenny yang masih perawan”.

Aku sempat ngobrol juga sama Lenny, yang sepertinya cuma bersandar saja di pinggiran. Sekitar jam 19.00 kami selesai renang dalam keadaan menggigil kedinginan, lalu setelah itu memanggil taksi Zebra, karena entah kenapa, Graha Residen hanya menyediakan taksi Zebra. Tidak kuduga, ternyata taksinya lama sekali datangnya, kami ngobrol-ngobrol lama juga. Mas Zani asyik ngobrol dengan Yeyen, sedangkan Lenny yang kelihatannya dicuekin mulai kuajak ngobrol.

Ternyata Lenny ini masih SMU kelas 2. Selain suka rokok, katanya dia juga suka minuman keras. Hmm, aku jadi mikir apakah dia juga suka obat-obatan dan.., free seks. Tapi aku tidak berani menanyakannya, terlalu dini ah. cuma yang aku perhatikan, Lenny agak tersipu-sipu menjawab pertanyaanku, dan dia tidak berani menatapku secara langsung, malah sepertinya menunduk terus. Good sign, pikirku.

Mungkin sekitar setengah jam kemudian baru taksinya datang. Lama banget sich..
Akhirnya sampai juga, setelah mengantarkan Yeyen dan Lenny, saya dan Mas Zani pulang. Aku asyik memikirkan pengalamanku barusan, memperhatikan orang melakukan hubungan seks.

Sekitar jam 20.30, Mas Zani mengajakku pergi, mau mengembalikan VCD. Ya sudah, aku ikut saja, siapa tahu diajak makan juga, berhubung perutku mulai lapar nich. Walau naik sepeda motor, kami tidak pakai helm, katanya tempat persewaan VCD-nya dekat. Eh, ternyata memang dekat sekali dan tidak melewati jalan raya. Setelah itu Mas Zani bertanya, “Don, aku mau mampir ke tempat Yeyen nich.. Kamu ikut tidak?”. Walau perutku agak keroncongan, berhubung aku “kangen” juga sama Lenny, pingin ngerjain gitu, akhirnya aku setuju.

Sesampainya di sana, ternyata banyak orang nongkrong di ruang tamu rumah kos itu. Uniknya, yang cewek cuma dua, Yeyen dan Lenny, lainnya ciban semua, ada 4 orang. Aneh sekali, pikirku. Begitu sampai, Mas Zani langsung berciuman dengan Yeyen lalu mereka langsung masuk kamar dan.., klik, Aduh.., mau ngapain lagi mereka, gila bener..

Terpaksa, karena aku sudah telanjur di sana, aku ngobrol dengan orang-orang di situ. Aku sebetulnya lebih suka mengobrol dengan Lenny, tapi sayang teman-temannya selalu menggangguku.
“Ih kamu ganteng dech, kita main seks yuk..”.
Agak senang juga aku dipuji tapi main seks dengan mereka, mimpi saja tidak.
Lalu akhirnya aku punya ide, aku tanya Lenny, “Kamu satu kamar sama Yeyen, yach?”
“Tidak tuch, aku sewa kamar sendiri”, jawabnya.
Kebetulan, pikirku, “Hmm.., di mana tuch, aku lihat dong..”

Sesuai perkiraanku, akhirnya dia mau menunjukkan kamarnya. Kamarnya persis di depan kamar Yeyen, dan lebih tidak rapi dibanding kamar Yeyen. Sambil pura-pura mengamati kamarnya, aku lalu menutup pintu agar dia tidak curiga, aku langsung bertanya padanya, “Kamu suka tinggal di sini?”. Lalu akhirnya kami ngobrol dan bercanda di atas ranjangnya, bersandar di tembok. Seperti yang kuduga, dia masih terus menunduk tersipu-sipu menjawab pertanyaanku, tidak seperti waktu dia ngobrol dengan teman-temannya, menguatkan istingku kalau sebetulnya dia suka padaku.

Di tengah-tengah obrolan, aku tanya, “Lenny, kamu kan suka ngerokok, apa tidak dimarahi cowokmu tuh?”.
Dia tertawa kecil, lalu menjawab, “Suka-suka aku dong, Don, aku belum punya cowo tuch..”.
Ahh.., kebetulan sekali, pikirku, lalu aku menggodanya, “Ah masa..? Aku tidak percaya ah.., Kamu kan cantik.., pasti banyak cowok yang ngelirik kamu..”
Rupanya dia agak GR juga dengan pujianku, lalu sambil ketawa lirih dia cuma bilang, “Ah kamu..”.
“Iya bener lhoh..”
Dia diam sebentar, lalu dia menoleh ke arahku, dan mulai memandangku. Aku menatapnya, lalu aku tersenyum. Kami berpandangan beberapa saat. Hmm, betapa cantiknya dia, pikirku.

Merasa ada kesempatan, segera kuarahkan tangan kananku pelan-pelan ke tangan kirinya, lalu kugenggam dan kuremas pelan-pelan. Dia agak kaget dan menghela napas panjang, seolah tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Pelan-pelan pula, badanku kuhadapkan ke arahnya dan kutaruh tangan kiriku di pinggangnya, lalu wajahku mulai mendekati wajahnya. Aku mulai bisa merasakan nafasnya yang semakin cepat dan tidak beraturan. Akhirnya dia memejamkan mata, lalu kucium lembut keningnya, lalu pipi kanannya, lalu pipi kirinya. Aku terdiam sebentar. Matanya masih tetap terpejam. lalu perlahan-lahan kucium bibirnya yang lembut itu. Dia membalas dengan menggerak-gerakkan mulutnya. Aku memeluknya, lalu kami saling mengulum bibir, lalu memainkan lidah.., Hmm nikmat sekali.

Beberapa saat kemudian, aku hentikan permainan bibir itu lalu aku terdiam. Matanya terbuka, tatap matanya serasa seperti bertanya-tanya. Lalu aku menciumi bibirnya lagi sambil pelan-pelan merebahkannya di atas ranjang. Dia menurut saja, membuatku semakin bernafsu. Lalu aku cium dia pelan-pelan sedangkan tanganku meraba-raba dan meremas-remas payudaranya yang cukup besar, “Emhh.., Emh..” dia cuma melenguh saja membuat gairahku menjadi semakin naik saja.

Segera kusingkapkan T-Shirt yang dipakainya ke atas, lalu kuciumi dan kujilati dadanya yang aduhai itu, “Ahh.., Emhh..”, badannya bergoyang-goyang kecil, membuat nafsuku semakin naik. Waktu mau kubuka kancing BH-nya, dia mengangkat badannya sehingga memudahkanku, lalu kujilati putingnya dan kuhisap-hisap selama beberapa menit, “Emhh.., Ahh.., Ahh..”

Aku sudah tidak tahan lagi, langsung kubuka celana panjangnya lalu kupelorotkan, kujilati kemaluannya dari luar sebentar, lalu segera kupelorotkan juga. Hmm.., ternyata rambut kemaluannya masih lebat, jauh lebih lebat daripada kakaknya, sedangkan lubang kemaluannya masih sangat rapat. Ahh.., baru percaya aku kalau dia masih perawan. Kujilati clitoris vaginanya yang sangat menggairahkan itu, dia terengah-engah, “Ahh.., Ahh..”, dan sesekali tubuhnya menggelinjang. Kuhisap-hisap dan kujilati bagian dalam lubangnya. Hmm.., nikmat sekali, cairan yang keluar langsung saja kutelan.

Aku sudah tidak sabar lagi, tidak sampai 5 menit aku menjilati vaginanya, segera kupelorotkan celana panjang dan celana dalamku lalu pelan-pelan kumasukkan penisku ke dalam lubang senggama Lenny. Uhh.., agak sulit juga tapi berhubung cairannya sudah cukup banyak, akhirnya masuk juga, kurasakan ada sesuatu yang menghalangi laju penisku, sepertinya selaput daranya namun kuteruskan saja pelan-pelan.

“Aduh!”, pekiknya.
“Lenny, sakit ya? Tahan ya..”, Aku terdiam sebentar, menunggu agar sakitnya hilang, lalu mulai kumasukkan lebih dalam lagi pelan-pelan.
“Lenny, masih sakit..?”.
“Iya.., tapi sudah agak.., ahh..”, Pelan-pelan sekali kumaju-mundurkan penisku di dalam vaginanya. Hmm, benar-benar nikmat.., benar-benar rapat sekali vaginanya, menjepit penisku yang merasa keenakan.
“Ahh.., ahh.., hmmhh..” akhirnya dia mulai merasa nikmat, aku jadi berani mempercepat gerakanku.
“Ahh.., Ahh.., Ahh..” Mungkin cuma sekitar 3 menit, dia sudah mulai terangsang sekali.”Ah.., Don.., Ah Don.., Aku sepertinya mau.., ahh..”, Sepertinya dia mau orgasme, akhirnya kupercepat gerakanku dan, “Ahh.., Ahh nikmat Don.., aduh nikmat sekali Don..”. Aku belum orgasme, lalu kutarik penisku dan kugesek-gesek sendiri dengan cepat dengan tanganku. “Ahh..”, akhirnya aku orgasme juga, spermaku bertebaran di perutnya.

Setelah kami membersihkan spermaku, kami mandi bersama-sama, setelah itu kami ngobrol-ngobrol juga di atas ranjang, sambil bermesraan layaknya orang pacaran. Tapi sungguHPun begitu, aku tidak mencintai dia sama sekali dan tidak menganggapnya sebagai pacar, walaupun sebetulnya aku sendiri juga belum punya pacar, jahat juga yah aku.
Beberapa puluh menit kemudian pintu diketuk oleh Mas Zani dan akhirnya kamipun pulang, sampai di rumah sudah sekitar jam 11 malam. Begitu melelahkan.., namun begitu nikmat. Aku baru bisa tidur sekitar jam 2 pagi, entahlah, membayangkan macam-macam.
[ ... ]

Senin, 14 Oktober 2013

Cerita Dewasa Sex Terbaru 2013 Lena Cewek Bispak Cantik II



cerita sex ini mencerita kan petualangan ML seorang gadis bispak yang sangat hot dan sexy Terbaru 2013, simak kelanjutan nya di bawah ini.
"kumpulan Cerita Dewasa paling seru" cerita seru 17+ "Cerita Porno terbaru" Kali ini cerita dewasa terbaru akan berbagi cerita dewasa paling seru, cerita panas , cerita dewasa hot, cerita bugil, vidio sexs paling seru yang berjudul "Bersetubuh Dengan Teman Anak Ku". Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 18+. Cerita ngentot ,dan  kumpulan cerita sexs ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak cerita dewasa terbaru di bawah ini. Cerita sexs ini hanyalah fiksi belaka, Nama, Foto sexs, Model hot, artis telanjang dan Tempat kejadian dalam cerita dewasa ini hanya Fiksi Belaka.
Langsung saya saksikan cerita unik berikut ini.
Hai, perkenalkan.. namaku Andrew xx, anak bungsu pasangan Ronny xx dan Widya xx (samaran). Keduanya pengusaha-pengusaha senior di Indonesia. Meski terlalu kecil untuk bersaing dengan Liem Sioe Liong atau Prajogo Pangestu, tapi kami masih cukup punya namalah di Jakarta. Apalagi kalo di lokasi pabrik Papa di Semarang atau konveksi Mama di Tangerang.. Eh, aku lupa. Aku biasa dipanggil Andru, tapi di rumah aku dipanggil A Bee atau Abi. By the way, sebenarnya ini adalah kisah tahun 1990. Ya, ini adalah kisah 13 tahun yang lalu..

Tahun itu, aku baru naik kelas 2 SMP. Umurku saat itu masih 13 tahun dan akan 14 Desember nanti. Mm.. SMP-ku dulu lumayan ngetop, sekarang ngga terlalu.. sekarang cuma tinggal ngetop mahal dan borjunya aja. Aku sendiri termasuk yang 'miskin' di sana, abis aku cuma diantar jemput sama ciecie-ku aja sedang yang laen kadang dianter jemput sama sopir pake mobil sendiri (baca: yang dikasih ortunya buat dia)

Kakak perempuanku yang sulung, Sinta, tapi dipanggilnya Sian buat temen sekolah/kuliahnya. Cie Sian baru-baru aja mulai kuliah. Usianya waktu itu 18 tahun. Sedang kakak perempuanku yang kedua, Sandra, yang biasa dipanggil Sandra atau Apin, baru masuk SMA dan usianya 15. Hehehe.. kalo berangkat aku dan Cie Pin suka nebeng Cie Sian. Tapi kalo pulang, Cie Pin naik bis sedang aku dijemput Cie Sian. Tapi mulai kelas 2 ini aku sudah bertekat pulang naik metro mini atau bajaj sama temen-temen. Cie Sian cuman tersenyum aja aku bilang gitu..

Cuma gara-gara naik bis itu, Tante Vi, sekretaris Mama khusus buat di rumah dan gara-gara kekhususannya itu kami suka ejek dia butler alias "kepala pelayan" hehehe- jadi sedikit sewot. Tapi bagusnya, uang sakuku jadi bertambah. Katanya sih buat naik taksi atau makan di jalan kalo laper. Ya, lumayanlah. Buat ukuran anak SMP tahun 1990, yang meskipun di sekolahan termasuk yang miskin, tapi uang sakuku yang duaratus ribu sehari mungkin ngga kebayang sama temen-temenku yang sok kaya. Lagian aku buat apa bilang-bilang.. kalo gini kan ketauan mana yang temen mana yang bukan.. soalnya anak SMP ku itu dari dulunya, juga pada waktu itu, bahkan sampai sekarang. Terkenal matre.

Well, dan gara-gara kata matre itu pula yang bikin aku bisa ngeseks sama Vonny, anak kelas 3 yang sangat cantik tapi sangat memilih pasangan jalannya itu. Juga sama Mbak Maya, temen SMA nya Cie Pin. Hehehe, untung aja Ci Pin ngga pernah tau sampe sekarang.. pasti heboh waktu itu kalo dia tahu.

Eh, tapi.. aku pertama kali ngerasain yang namanya 'ngentot' bukan sama mereka ini loh.. Pasti kalian ngga pernah kebayang deh sama siapa aku pertama kali ngerasain badan cewek. Oh, bukan sama Tante Vi tadi.. apalagi sama perek atau pelacur (itu sih jijay!hii..) Mau tahu? Sama seorang sales promotion girl bernama Lena.

Ceritanya, siang-siang pulang sekolah kami iseng pengen tau seperti apa sih yang namanya Pameran Produk Indonesia (PPI) di silang Monas. Well, kami liat-liat di sana ternyata sepi-sepi aja kecuali di beberapa stand/gedung pameran seperti mobil. Dan di stand itulah saat itu aku tersadar sudah terpisah sendirian dari temen-temenku.. Rese' nih pada ngga bilang-bilang kalo kehilangan..

"Siang, Ko.. pulang sekolah ya?" seorang dara putih manis berlesung pipit dan berambut ikal sepundak menegurku dengan senyum yang paaling indah menawan yang pernah kusaksikan seumur hidupku. Aku balas tersenyum pada SPG yang ramah tapi agak sok akrab itu, "Iya Cie..", Aku panggil dia Cie sebab jelas-jelas usianya lebih tua daripada aku, mungkin 21 atau 22 tahunan. Aku kan masih 13 tahun dan pasti keliatan karena aku kurus, kecil, pendek, dan masi pake celana SMP..

Ciecie itu tertawa sumringah, "Ih, kamu ini pasti langsung kemari abis sekolah.. bandel, ya?!" candanya dengan senyum menggoda. Aku terkekeh juga, meski rada keki dibilang bandel, "Emang iya. Tapi aku kan udah bilang Cie Sian mau kemari..", Ciecie itu tersenyum ramah, "Ciecie kamu umur berapa?", "18..", jawabnya.

Dia tersenyum, "Mmh ya bolehlah.. berarti kamu ngga kelayapan.."
Aku tertawa, "Hehehe ciecie bisa aja.. "
Lalu aku menudingnya, "Ciecie ini namanya siapa?"
Dengan gaya bak peragawati, dia membetulkan posisi nametag-nya yang miring sehingga dapat jelas kubaca, "M-a-r-l-e-n-a.. Namanya cantik, Cie.."
Dia tersenyum, "Aduh makasih banget, tapinya ngga ada recehan nih.. pake brosur aja ya?"
Aku tersenyum dan mengambil juga brosur yang ia tawarkan.
"Wow, ni mobil keren juga, nih.." aku sampai bersiul terkagum-kagum pada barang dagangannya.. (well, saat itu teknologi DOHC baru pertama kali muncul di Indonesia.. wajar dong kalo aku saat itu kagum berat..)
"Iya, dong.. siapa dulu yang jualan" katanya tersenyum sambil menepuk dada.

Dan saat itulah aku mulai memperhatikan baju kausnya ketatnya yang menonjolkan buah dadanya yang lumayan besar.. hmm.. dan rok mininya yang ketat tipis sepaha itu, seolah-olah bila kakinya terbuka sedikit lebih lebar maka aku dapat melihat celana dalamnya.. Maka tidak usah ditunggu lagi, aku segera mengikuti kemanapun ia bergerak menerangkan presisi dan kemampuan mobil itu, sambil bersyukur jadi orang pendek.

Hehehee.. Beneran deh, dengan tinggiku saat itu yang 134 cm, kalian seolah-olah bisa mengintip isi rok mini Cie Lena yang tingginya 170 cm lebih dan pake sepatu hak tinggi pula. Makanya aku tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk duduk di dalam mobil sementara ciecie itu menjelaskan dari luar dengan sebelah kaki menginjak sandaran kaki..
Tapi aku yakin mukaku menjadi kemerah-merahan, sebab ciecie ini dari tadi bagaikan tertawa maklum dan betul-betul sapuan matanya menyapu wajahku terus-menerus.. sampai tiba-tiba aku bagai tersadar dari lamunan..

"..gimana? udah keliatan belon?"
aku terkaget-kaget di tempat duduk menatap wajahnya yang tersenyum manis, "apanya, nih?"
dia tersenyum lalu gerakan matanya menunjuk arah diantara kedua kakinya yang membuka sambil berkata pelan, "..celana dalemnya ciecie.."

nah, kebayang kan gimana malunya dan merahnya mukaku saat itu ditembak langsung begitu.. untung dia ngomongnya ngga kenceng. Lalu dia mendekatkan diri padaku dan berkata, "dari tadi ciecie liat kamu berusaha liat dalemannya ciecie, jadi tadi ciecie sengaja angkat kaki sedikit biar kamu engga penasaran.. udah liat, kan? Ciecie pake warna coklat muda..". Aku yakin mukaku semerah kepiting rebus. Tapi Cie Lena tersenyum maklum dan membimbingku bangkit dari tempat duduk sopir dan berkata keras, "Ikut Ciecie ya Ko kecil.. Ciecie akan kasi liat kemampuan ini mobil supaya bisa bilang-bilang sama Papa, ya?"

Dan seorang pria muda berdasi yang berdiri tidak jauh dari kami tersenyum lebar mendengar ucapannya itu sambil mengacungkan ibu jari. Tapi kulihat Cie Lena cuek aja, malah mengerdipkan sebelah matanya padaku.
Kami menuju pelataran parkir luar dimana sebuah mobil serupa dipamerkan dan nampaknya bisa dicoba. Cie Lena memintaku duduk di depan sedang dia sendiri menyetir.

Gugup juga aku waktu liat dia di kursi sopir duduk agak mekangkang sehingga dengan rok mini super pendeknya aku tahu pasti terdapat celah terbuka yang bila aku duduknya maju sedikit pasti aku bisa melihat.. ehmm.. anunya.. yang katanya coklat muda itu..

Cie Lena tertawa geli melihatku rada panik. Melajukan mobil keluar kompleks silang Monas, ia berkata, "Nah sekarang kamu bisa liat celana dalam Ciecie puas-puas tanpa perlu takut ketauan.."
Aku sangat malu. Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk menyandarkan kepalaku ke dashboard sehingga bisa mengintip sesuatu diantara kedua paha mulus ciecie ini..

Dia tersenyum, "Namamu siapa sih, Say?"
"A Bee."
Dia tersenyum, "Nama yang bagus."
Lalu dia menoleh menatapku sebentar, "Kamu belum pernah liat cewek telanjang ya, Say?"
Aku menggeleng pelan.
"Pengen tau, ya?" dia tersenyum, "Pasti pernah nyoba ngintipin ciecie-mu ya?"
Kali ini aku mengangguk pelan.
Dia tertawa.
"Mau liat Ciecie telanjang ngga, Say?"
Aku cuma bisa menelan ludah gugup. Ciecie seseksi ini mau telanjang di depanku?
Dia tersenyum, "Tapi Say, Ciecie boleh minta duit kamu sedikit ya? Ciecie perlu bayar uang kuliah sama beli buku nih.."
Aku masih terdiam membayangkan dia telanjang di depanku.. Waah, pasti di antara kakinya itu ada..
"Kamu boleh liat badan Ciecie semuanya, Say.." katanya memutus lamunanku, "Ciecie sayang sama kamu, abis kamu imut sih.."
"Ciecie emang butuhnya berapa duit?" aku memberanikan diri bertanya.
Dia tersenyum dan jarinya menunjuk angka 1..
"I Pay.."
Cuma segitu? Yah, kalo cuma segitu sih.. uang sakuku sehari juga lebih dari itu.. Aduh, dengan uang segitu, dia mau telanjang di depanku supaya dia bisa kuliah..
"Cie.." kataku nekat, gejolak di kepalaku sudah memuncak di napas dan kontolku nih..
"..tapinya aku boleh cium Ciecie, ya?"
Cie Lena agak kaget, aku terlalu polos atau kurang ajar, ya?
Tapi dia tersenyum.
"Makasih, A Bee Sayang.."

Lalu, Cie Lena mengarahkan mobil contoh itu ke sebuah tempat di Kota (aku ngga tau namanya, waktu itu kami kan tinggalnya di Pondok Indah sedang sejauh-jauhnya aku main kan cuma di Blok M). Ia memasukkan mobil ke garasi sebuah rumah kecil di pemukiman yang padat dan jalannya ampun deh jeleknyaa..

Lalu Cie Lena menyilakan aku keluar. Sempat kulihat ia tersenyum pada seorang Empeh-empeh yang lewat, Kudengar ia membahasakan aku ini adik sepupu yang hari ini dititip karena orang tuanya sedang pergi. Wah, kalau sampe sebegitu-begitunya, ini pasti beneran tempat tinggalnya.. Lalu aku mengikutinya masuk ke dalam rumah itu. (Hihihi aku perhatikan ia mengambil anak kunci pintu depan dari balik keset.. Kalo aku maling, habis sudah isi rumah ini..)

"Ini kontrakan Ciecie.." katanya sambil menunjuk ke ruangan dalam, "Ciecie tinggal berempat di sini."
"Yang lainnya kalo ngga kerja ya kuliah.." katanya saat aku bertanya mana yang lain.

Ia membuka kamarnya dan menyilakan aku masuk sementara ia ke ruangan lain mungkin mengambil minuman. Aku perhatikan kamarnya sangat rapi, mirip seperti kamarnya Ci Sian. Bedanya hanya buku-buku kuliahannya sangat sedikit sedang di kamarnya Ci Sian kemanapun kita memandang isinya buku.. Ah, Ciecie ini memang butuh bantuan banyak.

Lalu Cie Lena datang membawa minuman. Tersenyum ramah. Meletakkan gelas di meja belajarnya lalu mengunci pintu dan berdiri bersandar di pintu sambil memandangiku. Aku duduk di kursi belajarnya, setengah gugup. Habis ini, aku akan melihat cewek bugil asli-aslian di depanku.. Nampaknya dia sangat mengerti kegugupanku karena ia lalu berjongkok di sampingku dan memelukku erat-erat. Menciumku pelan. Lalu berkata, "Udah siap liat bodi Ciecie?", Aku mengangguk perlahan. Dia tersenyum dan berdiri sambil membelai pipiku. Ia mulai berdiri menjaga sedikit jarak agar aku bisa melihat semua dengan jelas.

Sebetulnya kalo dipikir-pikir saat itu ia melakukannya dengan cepat, kok.. Tapi dalam tegangku, semua gerakannya jadi slow motion. Ia mulai dengan membuka kaus ketat tipisnya. Melemparnya ke tempat tidur. Tersenyum lebar, ia menepuk perutnya yang putih kecoklatan itu sambil membuat gerakan menciumku.. Lalu ia menarik sesuatu di belakang rok mininya sehingga terjatuh ia menutupi jemari-jemari kakinya menampakkan celana dalam coklat muda yang tadi ia katakan..

Sampai di sini, aku tidak kuat duduk.. batang kontolku menegang dan sakit kalo aku tetap duduk. Ia malah mendekat dan memelukku. Mmmhh.. meski jadi sedikit sesak napas, tapi aku sangat senang.. wajahku kini terbenam di antara belahan buah dadanya.. sedang perutnya menempel pada dadaku.. Oh, aku tentu saja balas memeluknya.. dan terpeluk olehku pinggul dan pantatnya yang sekel itu.. Dan saat terpegang olehku celana dalamnya, spontan aku masukkan jari-jariku ke dalamnya, membuatnya menjerit kecil.. "Aih.. ngga sabaran banget sih Ko kecilku ini.."

Spontan ia melucuti celana dalamnya lalu mengangkat kaki kirinya memeluk pantatku sehingga rambut tipis jembutnya menggesek-gesek perutku.. Aduh ciecie ini.. aku kan pengin liat.. Tapi ia menciumku di pipi dan membimbingku ke cermin yang tertempel di lemarinya memperlihatkan seluruh badan telanjangnya kecuali di sekitar tetek itu.. Aku mengerti. Aku ke belakangnya dan membuka kaitan BH nya sehingga nampak juga akhirnya puncak gunung yang coklat muda indah itu.. membuatku segera menarik tubuhnya menghadapku.. dan mulai meremasinya buah dada itu.. Ia sedikit melenguh dan terduduk di kursi.. Menyandarkan punggungnya di sandaran kursi sehingga dadanya membusung sedang posisi pinggul dan otomatis memeknya tersodor bagai ingin disajikan.. Aku ciumi teteknya itu lalu aku hisap kuat-kuat membuatnya menggelinjang sampai akhirnya dengan satu sentakan ia mendorongku jatuh ke tempat tidurrnya..
Ia bangkit berdiri setengah membuka pahanya sambil bertolak pinggang menonjolkan dadanya yang masih mancung dan ranum itu..

Aduh aku ngga kuat lagi. Aku buka celana ku sehingga batang kontolku mencuat keluar dengan bebas mengambil posisi tempur.. kucopot juga bajuku sehingga tinggal singletku. Sementara itu ia hanya tersenyum saja.
Lalu ia memegang kontolku, yang segera saja semakin tegang dan membesar..
"Aduh si Ko kecil ini.." katanya sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Udah kerangsang, ya?"
"Iya, cie.. "
Dia cuma tercekikik, dengan genggamannya menahan kulit kulup ku agar tidak menutupi kepala kontolku, ia menotol-notolkan telunjuknya pada kepala kontolku.. dan setiap kali jarinya menyentuh kulit kepala kontolku, setiap kali itu aku merasa tersetrum oleh rasa geli-geli yang aneh..
"Hhh..," aku sampai mendesah kenikmatan, "Cie, 'maen' yuk?"
Dia menatapku geli..
"Maen petak umpet?"
Aku menggeleng tak sabar, "Bukaan. Kayak yang di film-film.."
"Film apa? Donald Duck?"
"Be Ef, Cie.. Ngentot.." akhirnya keluar juga kata itu dari mulutku..
Tapi dia malah menowel hidungku, "Anak bandel, ya? Kecil-kecil udah nonton BF. Kamu udah pernah 'maen', ya? sama siapa?"
Aku menggeleng pelan, "Nonton doang. Pengen sama Ciecie.."
"Tapi ciecie mana puas 'maen' sama kamu. Kamu kan masih anak kecil.."
Lalu dia menunjuk burung-ku
"Punya kamu itu kekecilan. Lagian kamu orang kan belum pernah 'maen', belon tau harus ngapain.."
Adduuh.. aku udah kepengen banget niih..
"Cie Len.. boleh dong, ya? aku kasi Ciecie tiga ratus deh.." aku merengek..
Dia malah tertawa, "Kamu ini mesti anak orang super kaya.. buang duit kayak buang sampah.."
Adduuh.. tolong Cie.. cepet dong..
Dia lalu mencium bibirku sehingga batang kontolku tak urung menyentuh daerah sekitar pangkal pahanya..
"Duit segitu itu separuh uang kuliah Ciecie satu semester, tau nggak?!"
Adduuh Ciecie ini gimana sii.. aku udah ngga tahan nii..
"Cie Len.. ayo dong Cie.."
Cie Lena menghela napas panjang, lalu menatapku sambil menggigit-gigit bibirnya sebelum akhirnya berkata "Sebetulnya Ciecie ngga pengen begini. Tadinya niat Ciecie sama kamu tuh cuma telanjang aja.."
"Tapi Ciecie memang butuh uangnya.."
Lalu ia menghela napas panjang lagi, "Tapi kamu ini masih anak kecil. Ciecie ngga mau ngerusak kamu.."

Aku menatapnya protes. Ia pasti melihat tatapan protesku, tapi ia nampak berpikir keras. Tapi akhirnya ia menggelengkan kepala lalu mencium bibirku. Lalu tubuh telanjangnya itu menelungkup menindih tubuh telanjangku..Ia menciumiku sementara tangan kirinya menyentuh-sentuh kepala kontolku dan ampun deh rasanya luar biasa.. (ternyata butuh beberapa tahun kemudian baru aku sadar kalo orang belum pernah kepegang cewek, cukup disentuh kepala kontolnya rasanya sudah selangit..)

Aku meronta, menggelinjang keenakan.. sekaligus tidak puas.. aku ingin ngentot! Dan akhirmya ia memenuhi keinginanku.. ia menjejakkan kaki kirinya di atas ranjang sedang kaki kanannya di lantai, dalam posisi setengah berlutut sehingga kepala kontolku (yang mungkin masi terlalu kecil buat dia karena usiaku toh juga masi kecil) sedikit melesak di antara dua bukit berhutan jarang itu.. Lalu.. ia menekan pantatnya sedang ia membusungkan dadanya dan mendongak sehingga pandanganku hanya berisi payudara dan puting susu kecoklatannya itu.. plus bonus ujung hidungnya..

Slepp.. nampaknya kepala kontolku sudah mulai melesak masuk.. Ia lalu mengambil posisi berlutut, kedua lututnya tertekuk di atas kasur dan pinggulnya menindihku.. Lalu ia sekali lagi mendesakkan pinggulnya.. Bless.. akhirnya masuk juga.. Aku terpesona merasakan gesekan kontolku dengan dinding dalam memeknya.. Ia tersenyum lagi. Lalu mulai menggoyang-goyangkan pantatnya.. membuat sensasi luar biasa pada setiap gerakannya yang membuat kontolku bergesekan dengan dinding memeknya.. Ohh.. hh.. Badanku rasanya pelan-pelan terbakar oleh perasaan geli-geli yang menjalar yang dingin..

Lalu ia semakin mempercepat gerakannya. Membuat jalaran geli tadi semakin melebar ke seluruh permukaan kulit tubuhku dan pada saat nampaknya tak tertahankan lagi.. tiba-tiba..
Srr.. srr.. srr.. kurasakan aku 'kencing' dan perasaan geli itu mulai menguap meninggalkan bekas bergetar dingin pada sekujur badanku.. Gerakan Cie Lena berhenti.. Kontolku sudah terlalu lemas sehingga tidak dapat bertahan lebih lama dalam liang memeknya.. Cie Lena memelukku sekali lagi.. Menciumku..

"Gimana, Bee..? Kesampaian, ya..?" katanya dengan senyum menggoda..
"Enak kan 'maen' sama Ciecie..?"
Aku.. aku tidak dapat menjawab. Aku menutup mataku saja sambil tersenyum lebar..
Dan aku pikir dia puas dengan jawaban itu. Soalnya dia mulai menciumku dan memainkan burungku sekali lagi dengan jemari lentiknya..

Ah.. Cie Lena.

Sekarang ini, 13 tahun kemudian, dia masih belum menikah dan kini bekerja sebagai karyawanku di sebuah kawasan perkantoran di xx.. Ya tentu saja kami masih sering melakukannya. Tapi mungkin tidak terlalu sering karena kami masing-masing sudah punya pacar. Hanya saja, ketika kenangan atau gairah itu datang, sedang pacarku tidak ada di tempat, aku tahu ke mana aku bisa menyalurkan hasratku..
[ ... ]

Kisah Ku ML Pegawai ku yang cantik

 Berikut Cerita yang Berjudul "Kisah Ku ML Pegawai Ku Yang Cantik"

Di kantor itu aku baru diterima sebagai pegawai tetap, sebagaimana biasanya proses beradaptasi dan berkenalan dengan pegawai yang lainnya, ada salah satu pegawai wanita yang tadinya sih biasa-biasa saja, tidak menarik perhatianku namanya Riri (bukan nama sebenarnya) dalam perjalanan waktu kami sedikit akrab karena kebetulan dia duduk di samping meja kerjaku.

Dari ceritanya ternyata dia hanya part time karena di rumah tidak ada kerjaan, lagi pula dia baru datang ke Jakarta ikut suami, tubuhnya kecil mungil putih agak sintal aku taksir umurnya baru tiga puluhan lebih dikit, dia selalu memperhatikan setiap gerakku dan suka curi pandang, kalau aku tatap dia tersenyum sedikit menggoda, karena itu aku coba berani bercanda mulai dari yang ringan sampai nyerempet-nyerempet porno, dia selalu menanggapi, suatu saat aku bilang..

"Ri, pergelangan kakimu seksi lho, coba aku pegang boleh nggak".

"Boleh, kenapa gitu", jawabnya.

Aku lingkarkan jari tanganku dan kuukur, ternyata jempol dan jari tengahku bisa ketemu dan di belakang mata kakinya ada lekukan yang tegas.

"Wah, gila ini perempuan pasti suaminya beruntung".

Aku memang pernah dapat info bahwa ciri wanita yang demikian, istilah dengan teman temanku pokoknya tidak habis tiga ribu deh, (saking enaknya) hal ini yang bikin aku ingin mencoba kalau bisa. Kesempatan itu datang waktu dia bilang dia mau mengundurkan diri, aku tawarkan..

"Kita rayakan perpisahan dengan jalan berdua mau nggak".

Eh, ternyata ia bersedia, lalu sepulang kantor kuajak dia nonton bioskop, aku pilih cerita film yang sepi penontonnya dan memilih tempat strategis, singkat cerita aku cuma sempat nonton seperempat cerita, karena kuberanikan pipiku kusentuhkan ke pipinya yang akhirnya berlabuh di bibirnya, terasa bergetar bibirnya yang tipis dan lembut itu.

Tanganku mulai membelai dan dia diam saja aku tahu dia menahan nafas ketika tanganku mulai mengunjungi sudut cita-cita laki-laki, semula pahanya bertahan namun renggang juga, lalu jemariku menerobos dari celah celana dalamnya, semula cuma lembab tapi sedikit sentuhan di titik celah bibir kemaluannya terasa licin dan segera membasahi permukaan dari bawah sampaihingga ke atas, kutekan sambil kugesek clitorisnya. Wow, kini clitorisnya mulai mengeras.

"Pulang yuk", bisiknya, aku setuju.

"Pulang ke mana?", pancingku.

"Ke motel, yuk", katanya. Amboi hatiku deg-degan badanku agak demam karena membayangkan apa yang akan terjadi.

"Kamu nakal ya", ujarnya sambil mencubit burungku.

Aku tak bisa mengelak karena kedua tanganku memegang stir mobil. Dalam perjalan itu ruitsleting celanaku dibukanya dan dengan sigap dikeluarkannya rudalku, tanpa canggung diselusupkan kepalanya diantara stir dan perutku, dihisap dan dijilatnya.

"Aah, gila kamu", kataku.
"Biar saja, rasakan pembalasanku, balasan yang tadi di bioskop", katanya.

Di motel, dia yang menyerangku.

"Sekarang kamu harus bertanggung jawab, dan harus dituntaskan di sini ya", katanya sambil mendengus bernafsu.

"Tenang, tenang pasti, aku kan juga siap", kataku.

"Ayo buktikan", katanya sambil meremas rudalku yang juga sudah siap launching.

Kulepas bajunya dan Bra, dan bukit susunya seperti tidak berubah walau tanpa BH kencang tergantung di dadanya dengan puting coklat mengeras, sambil kuhisap kumainkan lidahku berputar, dia merengek seperti anak kecil kegelian, kubuka roknya sekaligus celana dalamnya, kuturunkan ciumanku ke arah pusarnya dan kujilat lagi sekitar pusarnya.

Aku sengaja berhenti di situ walau aku tahu dia ingin lanjut, aku berdiri dan kini ganti dia yang melucuti pakaianku seperti yang kulakukan padanya, dia lakukan padaku tapi dia teruskan dengan menjilat penisku. Wuiih, rasanya, mulutnya kecil, giginya kecil rasanya geli sekali, ini permainan lihai rupanya, akupun tidak mau kalah. Ditariknya tanganku ke ranjang dan rupanya dia sudah ingin dimasuki oleh penisku, tapi tidak aku turuti, aku ajak dia main 69 dulu, kumainkan clitorisnya dengan lidahku, kuputar dan kupijat bagian sisi clitorisnya yang basah dan mengeras.

Tiba-tiba dia merenggang dan mengerang panjang terasa clitorisnya juga mengeras kejang, rupanya dia orgasme duluan tapi dia tidak bilang, Bukit bibir vaginanya kulihat mengembang, sambil kubiarkan dia istirahat untuk orgasmenya yang ke dua kuciumi paha bagian dalamnya, dia hanya bisa bilang, "Maas, maas".

Kini ujung rudalku kuletakan di gerbang vaginanya yang mulai basah lagi, dia menarik pantatku agar segera merasakan batangku yang sudah seperti kayu, kuturuti tapi aku masukan dengan perlahan sekali, aku ingin menikmati perjalanan batang penisku ke dalam lubangnya itu mili demi milimeter sepanjang batangku dan itu aku rasakan sangat licin, lengket pulen dan nikmat sekali, cairan vaginanya tidak banjir tapi agak lengket (inilah rasa vagina perempuan dengan ciri pergelangan kaki kecil dan dekok).

Begitu perlahan dan Gentle aku masukan batangku sehingga terasa denyutan dinding vaginanya melumat batang penisku, setengah batangku masuk, kuperintahkan dia agar melakukan penarikan otot vagina dan anusnya seperti orang habis selesai berak, dan dia lakukan, Auu.., batangku serasa tersedot ke dalam, kutarik cepat batangku dia merengek lagi.

"Maas masukin doong".

Begitu lagi kulakukan sampai beberapa kali sampai dia menggeram karena nikmatnya, Teknik separoh masuk, tarik kemudian tusuk habis ini kulakukan berulang sampai dia bilang..

"Ampuun Maas", dan pada saat kubenam habis batang penisku dan aku goyang angka 8, kurasa kepala penisku menyentuh mulut rahimnya dan dia muncratkan orgasme yang ke-2, shhah kepala penisku diguyurnya geli ngilu jadi satu, akupun tak tahan lagi. Pantatku dikepitnya keras-keras seperti tidak mau dilepaskan, kami lemas dan berkeringat, dia bisikkan ke telingaku..

"Maas Kamu hebat kayak superman".

Pagi hari di kantor aku datang lebih dahulu, tidak lama kemudian dia baru muncul sambil tersenyum malu penuh arti, pada kesempatan jam istirahat makan siang dia curi bisik padaku..

"Mas, aku nggak jadi mengundurkan diri", sambil tersenyum nakal.

"Lho, lalu", kataku.

"Besok kita nggak usah nonton, tapi langsung ke tempat nikmat.., aku kangen Maas", sambil berlalu.

"Besok ya Mas".

"Ya.., ya.., yaa..", jawabku.

[ ... ]

Cerita Dewasa | Tour Ke Kebun Jeruk


 - Selamat bertemu kembali kepada Saya, semoga anda para penggemar situs ini tidak bosan berjumpa lagi dengan Saya. Kali ini Saya ingin menceritakan pengalaman yang tak akan pernah terlupakan disaat masih SMA dulu pada tahun ajaran 1991. Kisah ini benar-benar Saya alami bersama teman-teman satu genk yang saling berpasangan. Kami mempunyai anggota sekitar tujuh pasang alias empat belas orang yang berlainan jenis. Kami dalam kelompok sudah tidak ada lagi rahasia-rahasiaan dan sudah saling bantu baik dalam suka maupun duka.




Pada saat liburan Sekolah, Genk Kami mengadakan piknik ked aerah Puncak tepatnya dekat perkebunan teh Gunung Mas. Disana salah seorang anggota ada yang mempunyai Villa tepat ditepi jalan raya yang tidak pernah ada sepinya, sehingga suara deru mesin mobil yang lalu lalang sangat mengganggu kami tidur. Villa tersebut mempunyai delapan kamar tidur dan Kami mengisi kamar tersebut dengan pasangan masing-masing. Saya mendapat kamar tidur didepan yang sangat dekat dengan jalan raya yang bising, sehingga Saya dan pacar Saya sebut saja Henny tidak dapat tidur, padahal jam telah menunjukkan pukul 01.15 wib.

Saya dan Henny hanya bisa mengobrol saja diatas tempat tidur, karena belum bisa memejamkan mata. Sambil bercerita Saya sesekali meminum minuman beralkohol yang Saya bawa dari Jakarta, maklum udara Puncak saat itu dingin sekali karena sorenya baru diterpa oleh hujan deras. Henny mendekatkan tubuhnya ke tubuh Saya yang tidur hanya mengenakan celana basket yang pendek dan tidak memakai baju, karena sudah terbiasa tidur seperti itu.

Suasana di Villa terasa hening, sebab para penghuninya sudah memasuki kamarnya masing-masing. Saya mendekap Henny yang badannya terasa dingin agar hangat, Henny berusaha untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa karena bising oleh suara deru mesin mobil yang lalu lalang. Saya melihat hal itu merasa kasihan dengannya, maka Saya berusaha membuat badannya hangat agar Henny dapat tidur.

"Tidurlah sayang.." kataku pelan.
"Nggak bisa.. Berisik sich.." jawabnya.
"Sudah usahakan merem dech.." kataku lagi.
"Iyaa.. Ini juga lagi diusahakan.." jawabnya lagi.

Cerita Dewasa - Saya membantu menina bobokan Henny dengan mengusa-usap rambutnya agar Henny bisa tidur sambil memeluknya agar tubuhnya terasa hangat. Kami berpelukkan saling berhadapan sehingga tanpa sadar kemaluan Saya menyetuh kemaluannya yang masih menggunakan pakaian dan membuat batang kemaluan Saya mengeras perlahan-lahan. Hennypun merasakan adanya sesuatu yang menonjok-nonjok kemaluannya dari depan.

"Yang.. Kamu.. Ngapain..?" tanyanya.
"Nggak ngapa-ngapain.." jawabku.
"Adik Kamu nakal tuch.." katanya.
"Mana Kamu tahu kalau adik Saya nakal.." kataku belum ngerti makasudnya.
"Henny tahu dong.." jawabnya lagi.
"Dari mana..?" tanyaku penasaran.
"Tuchh.. Mulai nusuk-nusuk Henny.." jawabnya sambil senyum.
"Ooh.. Adik yang itu.." kataku tersipu malu.
"Hee.. Telmi yaa.." ledeknya.

Saking malunya Saya langsung mengulum bibirnya dengan penuh nafsu dan Hennypun membalasnya dengan semangat. Saya mengusap-usap punggungnya perlahan-lahan agar Henny merasakan kelembutan belaian dari Saya. Henny terus melumat bibir Saya sambil memeluk tubuh Saya dengan eratnya sehingga membuat sesak nafas. Melihat hal tersebut Saya berusaha meneruskan belaian kebagian bawah lagi yaitu sekitar pantatnya yang ranum dan menantang bila sedang jalan.

Henny melepaskan pagutannya dan langsung menciumi leher yang dilanjutkan kedada Saya sambil menggigit kecil pada puting dada Saya. Saya semakin bertambah nafsu dan tangan Saya mulai meraba sekitar selangkangannya yang masih mengenakan CD. Henny menarik pantatnya ke belakang agar Saya tidak menyentuh vaginanya. Saya berusaha meraihnya lagi, tetapi Henny malah bangun dan berkata, "Yang.. Jangan lakukan itu.. Kita masih sekolah dan belum siap..".

Cerita Dewasa - Mendengar itu Saya menghentikan dan merebahkan tubuh sambil menatap langit-langit sambil berfikir macam-macam. Melihat Saya termenung Henny mendekatkan wajahnya ke telinga Saya sambil berbisik pelan.

"Yang.. Jangan marah yaa.." pintanya.

Saya masih pura-pura tidak mendengarkan bisikkanya.

"Yang.. Kok diem aja.." rengeknya sambil mengguncang-guncang tubuh Saya.

Saya masih diam tanpa menghiraukannya.

"Yaang.." rengeknya lagi.

Henny melihat hal itu langsung memberanikan diri utnuk mencium bibirku sebagai permintaan maafnya kepada Saya. Saya masih tetap pura-pura diam dan tidak membalas kuluman bibir Henny.

"Yang.. Kamu bener marah nich..?" rengeknya setelah melihat Saya tanpa reaksi.

Saya masih tetap membisu sambil meneguk sisa minuman dari botolnya. Henny merebahkan dirinya disebelahku sambil menatap kelangit-langit. Sayapun mengitkuti dengan menatap keatas juga. Lima belas menit lamanya ruangan yang Kami tempati terasa hening.

"Yang.. Kamu marah yaa.." rengeknya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Melihat hal itu Saya nggak tega melihatnya, maka Saya sambut bibirnya dengan lumatan dan pelukkan. Henny kaget mendapat serangan mendadak seperti itu langsung tubuhnya menindih tubuh Saya sambil membalas memeluk dan mengulum bibir Saya dengan penuh nafsu karena girang. Saya terus mengusap-usap bokongnya sambil menggesekkan kemaluan yang sedang ditekan oleh vaginanya Henny.

Henny tidak melepaskan pagutannya dari bibir Saya, Saya langsung menaikkan dasternya dan memasukkan tangan Saya ke cdnya dari belakang sambil menyentuh lubang anusnya yang dilanjutkan ke vaginanya. Henny menggeser naik tubuhnya ketika salah satu jariku mencoba meraba lubang vaginanya, sehingga kemaluan Saya terasa digesek-gesek.

"Yang.. Jangan lakukan itu ya.. aa.." rengeknya.
"Saya nggak tahan nich yang.." pintaku seolah merengek kepadanya.
"Jangan dulu yaa.." mohonnya lagi.

Cerita Dewasa - Mendengar itu Saya banting ke kiri agar Henny rebah dan langsung Saya tindih karena Saya berada diatas tubuhnya sambil menciumi lehernya dan turun kebagian dadanya yang dasternya sudah Saya singkap keatas. Saya mulai melepaskan BH nya yang masih melekat dan menjilati putingnya sehingga membuat Henny menggelinjang ke kanan dan kiri. Ciuman Saya teruskan pada perutnya dan terus turun kebawah untuk menciumi vaginanya yang masih mengenakan CD, kemudian secara perlahan Saya merosotkan CD-nya yang langsung Saya jilati klitorisnya yang menyembul sehingga membuat Henny kegelian dan membuka kedua pahanya mengangkang lebar yang membuat Saya lebih leluasa menjilati hingga masuk kebagian dalam lubang vaginanya. Lubang vagina Henny sudah mulai agak basah karena cairan kenikmatan sudah keluar sedikit demi sedikit mengalir. Saya semakin bernafsu menjilati sambil menyeruput bagaikan sedang menikmati minum kopi hangat yang baru diseduh.

"Yaang.. Oouuch.." desahnya panjang sambil menaik rambut Saya.

Rupanya Henny telah mencapai orgasmenya. Saya menghentikan permainan ini dan Saya hampiri wajahnya sambil berbisik ditelinganya.

"Enak yaa.." ledekku sambil tersenyum.
"Aacchh.." rengeknya sambil mencubit lenganku manja.
"Tadi pura-pura nggak mau.." ledekku lagi.

Henny tersenyum dan langsung mengulum bibirku dengan manja, Saya memintanya agar gantian Henny melakukan hal serupa seperti yang Saya lakukan terhadapnya. Tanpa dikomando Hennypun langsung menjilati leherku terus turun kedada dan perutku.

Ketika jilatan sudah sampai diperutku, tangan Henny merosotkan celana basketku dan menyembullah kemaluanku yang sudah tegang sejak tadi, maklum kalau tidur nggak pernah pakai CD. Henny langsung menyambut kemaluanku dengan lumatan bibirnya sambil mengulum turun naik. Saya melepaskan daster Henny yang masih melekat ditubuhnya sehingga bugil.

Saya miminta agar Henny menaikki tubuh Saya sambil mengangkangkan pahanya, Henny menggelengkan kepalanya karena belum bisa. Akhirnya Saya suruh Henny merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil pantatnya diganjal oleh bantal. Hennypun melaksanakannya dengan perasaan berdebar-debar karena baru pertama kali melakukan hal ini.

Saya mengarahkan kepala kemaluan Saya kebibir vagina Henny, Saya tempelkan kepalanya sambil menggesekkan perlahan terus agak ditekan sedikit demi sedikit agar Henny tidak merasa sakit saat kemaluanku memasuki lubang vaginanya.

"Yang.. Pelaan.." rengeknya ketika kepala kemaluanku masuk.
"Ini sudah pelan sayang.." kataku berbisik sambil terus menekan.
"Oouuchh.. Yaanngg.." desahnya.

Cerita Dewasa - Saya mulai memompa kemaluan Saya keluar masuk perlahan agar Henny tidak merasa sakit. Beberapa menit kemudian Henny menggoyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri dengan cepat, karena sudah merasakan nikmat yang sebentar lagi mencapai orgasmenya.

"Yaang.. Nggaak.. Kuuaat.. Hmm " desahnya sambil mengulum bibir Saya dan Saya merasakan pada batang kemaluan ada cairan hangat. Saya semakin bernafsu dan menggoyang lebih cepat lagi agar menyusul surga kenikmatan yang baru pertama kali dirasakan.

Sepuluh menit kemudian Saya sudah mulai terasa ada gumpalan cairan yang akan keluar dari kepala kemaluan Saya, maka Saya semakin gila memompa dan rupanya Henny juga sudah bangkit lagi untuk yang kedua kalinya mencapai orgasmenya.

"Yaangg.. Saayyaa.." desah Saya terputus ketika semburan pertama menyemprotkan sperma secara kencang.
"Yang.. Henny.. Jugaa.. Hheemm.." desahnya sambil meraih bibir Saya untuk dikulumnya dan memeluk tubuh Saya dengan eratnya.

Sprei biru muda yang terpasang ditempat tidur basah oleh peluh Kami dan ada noda cairan kenikmatan yang berwarna merah muda mengalir dari lubang vagina Henny. Rupanya Henny benar-benar masih perawan ting-ting. Saya melepaskan kemaluan Saya dari lubang vagina Henny ketika sudah mulai menciut dan langsung merebahkan diri disisinya.

Henny memelukku dan menciumi bibirku sambil mengucapkan terima kasih atas permainannya.

"Terima kasih yaa yang.." ucapnya ditelingaku.
"Sama-sama.." jawabku sambil senyum kemenangan.
"Kamu Sayangkan sama Henny..?" tanyanya.
"Iyaa dong.." jawabku.
"Kalau Henny Hamil, Kamu maukan tanggung jawab..?" tanyanya lagi.
"Tentu dong.. Kan cuma Saya yang malakukannya.." jawabku untuk menghiburnya.

Beberapa menit kemudian Kami melakukannya lagi hingga beberapa kali sampai subuh. Akhirnya Kami tertidur dengan tubuh telanjang bulat sampai siang.

Jam menunjukkan pukul 10.20 wib. Teman-teman sudah pada bangun dan berkumpul diruang tengah sambil sarapan pagi menunggu yang lainnya untuk jalan-jalan melihat kebun apel disebelah atas villa yang Kami tempati. Pemilik Villa sebut saja namanya Riani membangunkan Kami sambil mengetuk pintu dan Kami masih terlelap tidur karena kelelahan. Rupanya Riani nggak sabar, maka diambilnya kunci duplikat kamar Kami dan membukanya. Betapa kagetnya Riani melihat Kami yang masih tidur dalam keadaan bugil dan sprei berantakan. Riani menutup kembali pintu kamar kami dan menguncinya. Riani pergi ke kamarnya dan menceritakan hal yang dilihatnya pada pacarnya sebut saja bernama Ronny.

"Ron.. Gawat nich.." katanya pada Riani.
"Gawat kenapa..?" tanya Ronny penasaran.
"Tuch.. Temen deket lho.." katanya.
"Kenapa emangnya..?" tanya Ronny.
"Dia pada melakukan itu.." kata Riani.
"Melakukan apa sich..?" tanya Ronny agak penasaran.
"Dia pada bugil, habis begiutan kali.." kata Riani lagi.
"Biarin aja.. Emangnya Lo mau..?" tantang Ronny.
"Ngapain lagi.." elaknya.
"Ya.. Udah.. Mendingan Kita siap-siap.." kata Ronny lagi.

Dua puluh menit kemudian Saya dan Henny bangun dan langsung menuju kamar mandi, Kami mandi berdua sambil saling menyabuni tubuh sehingga membuat kemaluanku tegak lagi. Henny Saya suruh menungging dan Saya masukkan kemaluannya dari belakang dengan gaya Doggy style. Setelah selesai Kami berkemas-kemas untuk berangkat jalan-jalan dengan teman-teman ke kebun apel.

Begitu keluar kamar Kami lihat semuanya sedang sarapan dan Kami langsung menuju ke meja untuk menyantap hidangan nasi goreng yang telah tersedia. Kami bergabung diruang tengah untuk sarapan, tiba-tiba Riani menghampiri Henny dan mengajaknya kebelakang untuk berbicara berdua.

"Hen.. Loe gila yaa..?" tanya Riani pada Henny.
"Gila kenapa..?" tanya Henny nggak ngerti.
"Loe semalem ngewe kan..?!" katanya.
"Nggak.. Loe kali yang ngewe.." balas Henny sengit.
"Ngaku aja.. Tadi Gue lihat Loe tidur bugil berdua.." cecarnya.
"Loe ngiri.. Yaa.." kata Henny.
"Kalau ngiri.. Loe ngewe aja sama Ronny.." serang Henny.
"Bukan gitu.. Gue nggak enak sama yang lain.." bela Riani.
"Biarin aja.. Emang Gue pikirin.." kataku sambil meninggalkan Riani kembali ke ruang tengah.

Pada malam kedua Kami berkumpul diruang tengah untuk merencanakan hari esok untuk tujuan piknik selanjutnya. Ketika jam menunjukkan pukul 23.00 wib, Kami pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.

Seperti biasa Kami tidak dapat tidur, maka Saya dan Henny bergumul seperti kemarin. Henny menyampaikan berita kalau tadi pagi si Riany masuk kekamar dan melihat Kita masih tidur dalam keadaan bugil. Maka timbul niat iseng gue dan gue keluar kamar menemui Ronny dan berbisik ketelinganya.

"Ron.. Cewe Loe kayaknya pengen ngewe dech ama Loe.." bisik Saya.
"Gila kali yee.." sungut Ronny.
"Tadi pagi Die masuk ke kamar Saya.." kataku lagi.
"Yang bener Loe..?!" tanya Ronny yang pura-pura nggal tahu.
"Ach.. Loe udeh tau pake pura-pura lagi.." kata Saya.
"Lagian Loe gila sich.. Ngewe nggak langsung pake baju lagi.." ejek Ronny.
"Abis keenakkan sich.." ledek Saya lagi.

Ronny langsung pergi masuk kamarnya dan Sayapun balik kekamar.

Rupanya Henny sudah nggak sabar lagi, ketika saya naik ketempat tidur dan masuk kedalam selimut, ternyata Henny sudah bugil. Melihat hal tersebut Saya langsung buka semua pakaian sampai bugil dan langsung menubruk untuk bergumul sambil berpagutan. Saya menjilati dari leher turun ke susunya dan terus kebawah sampai ke vaginanya yang sudah mulai agak basah, Henny mengelinjang hebat ketika lidah Saya menyentuh clitorisnya sambil mempermainkannya. Sepuluh menit kemudian Henny meminta Saya agar naik dan langsung menancapkan kemaluan Saya pada lubang Vaginanya.

"Yangg.. Henny nggak tahann.." rengeknya.

Sayapun mengarahkan kemaluan Saya yang sudah tegang sejak tadi ke vagina Henny yang sudah siap untuk dimasukinya. Henny langsung menggoyangkan pinggulnya kekanan kekiri ketika kemaluan Saya sudah menancap seluruhnya didalam vaginanya. Saya merangsang Henny dengan cara menghisap kedua susunya secara bergantian dan sesekali mengulum bibirnya. Lima belas menit kemudian Henny sudah mendekati puncaknya dan meminta Saya agar cepat-cepat menuju puncaknya juga. Sayapun memompa dengan cepat agar Kami selesai secara berbarengan.

"Yangg.. Nggaakk.. Kk.." desahnya.
"Ayoo.. Kita.. Bareng.." kataku sambil memompa dengan lebih cepat lagi.
"Yyaang.. Hhgghh.." desahnya sambil memelukku dengan erat.

Sayapun merasakan hal yang sama dan Kamipun mencapai orgasmenya secara berbarengan. Henny mendorong tubuh Saya kesamping dan meraih kemaluan Saya yang masih agak tegang setelah memuncratkan spermanya dan langsung dikulum serta dihisapnya sampai bersih.

"Yang.. Malam ini sudah dulu yaa.." pintanya.
"Kenapa emangnya..?" tanyaku.
"Capek sich..!" serunya lagi.
"Oke.. Dech yayang.." kataku sambil memeluknya. Dan Kamipun tertidur sampai pagi.

Cerita Dewasa - Riany rupanya masih penasaran dan membuka pintu kamar Saya perlahan-lahan dan dilihatnya Saya masih dalam keadaan bugil. Ronny membangunkan Saya dan betapa kagetnya ketika Saya lihat Ronny dan Riany sudah ada didalam kamar.

"Enak yaa.." kata Riany.
"Gila kali Loe yee.." sungutku pada Mereka.
"Tuch.. Barang Loe masih ngaceng.." kata Riany.
"Sini Loe.. Saya pake.." ledekku.
"Gila Loe.. Gue udeh dikasih semalem " ledeknya lagi.
"Ya udeh sono keluar.." pintaku.
"Bangun.. Kita pada mau ke puncak beli oleh-oleh.." katanya.
"Ntar dulu Saya mau tuntasin dulu nich.." ledekku sambil menindih si Henny yang masih tidur lelap.
"Ee.. Gilaa.." kata Riany sambil menarik tangan Ronny keluar.

Saya cuek aja memasukkan kemaluan Saya ke lubang vagina Henny dan memompanya sampai selesai. Setelah selesai Kamipun pergi mandi dan siap-siap untuk pergi ke puncak setelah sarapan pagi.
[ ... ]

Cerita Dewasa 2013 Terbaru | Tour Ke Kebun Jeruk

 Cerita Dewasa | Tour Ke Kebun Jeruk - Selamat bertemu kembali kepada Saya, semoga anda para penggemar situs ini tidak bosan berjumpa lagi dengan Saya. Kali ini Saya ingin menceritakan pengalaman yang tak akan pernah terlupakan disaat masih SMA dulu pada tahun ajaran 1991. Kisah ini benar-benar Saya alami bersama teman-teman satu genk yang saling berpasangan. Kami mempunyai anggota sekitar tujuh pasang alias empat belas orang yang berlainan jenis. Kami dalam kelompok sudah tidak ada lagi rahasia-rahasiaan dan sudah saling bantu baik dalam suka maupun duka.




Pada saat liburan Sekolah, Genk Kami mengadakan piknik ked aerah Puncak tepatnya dekat perkebunan teh Gunung Mas. Disana salah seorang anggota ada yang mempunyai Villa tepat ditepi jalan raya yang tidak pernah ada sepinya, sehingga suara deru mesin mobil yang lalu lalang sangat mengganggu kami tidur. Villa tersebut mempunyai delapan kamar tidur dan Kami mengisi kamar tersebut dengan pasangan masing-masing. Saya mendapat kamar tidur didepan yang sangat dekat dengan jalan raya yang bising, sehingga Saya dan pacar Saya sebut saja Henny tidak dapat tidur, padahal jam telah menunjukkan pukul 01.15 wib.

Saya dan Henny hanya bisa mengobrol saja diatas tempat tidur, karena belum bisa memejamkan mata. Sambil bercerita Saya sesekali meminum minuman beralkohol yang Saya bawa dari Jakarta, maklum udara Puncak saat itu dingin sekali karena sorenya baru diterpa oleh hujan deras. Henny mendekatkan tubuhnya ke tubuh Saya yang tidur hanya mengenakan celana basket yang pendek dan tidak memakai baju, karena sudah terbiasa tidur seperti itu.

Suasana di Villa terasa hening, sebab para penghuninya sudah memasuki kamarnya masing-masing. Saya mendekap Henny yang badannya terasa dingin agar hangat, Henny berusaha untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa karena bising oleh suara deru mesin mobil yang lalu lalang. Saya melihat hal itu merasa kasihan dengannya, maka Saya berusaha membuat badannya hangat agar Henny dapat tidur.

"Tidurlah sayang.." kataku pelan.
"Nggak bisa.. Berisik sich.." jawabnya.
"Sudah usahakan merem dech.." kataku lagi.
"Iyaa.. Ini juga lagi diusahakan.." jawabnya lagi.

Cerita Dewasa - Saya membantu menina bobokan Henny dengan mengusa-usap rambutnya agar Henny bisa tidur sambil memeluknya agar tubuhnya terasa hangat. Kami berpelukkan saling berhadapan sehingga tanpa sadar kemaluan Saya menyetuh kemaluannya yang masih menggunakan pakaian dan membuat batang kemaluan Saya mengeras perlahan-lahan. Hennypun merasakan adanya sesuatu yang menonjok-nonjok kemaluannya dari depan.

"Yang.. Kamu.. Ngapain..?" tanyanya.
"Nggak ngapa-ngapain.." jawabku.
"Adik Kamu nakal tuch.." katanya.
"Mana Kamu tahu kalau adik Saya nakal.." kataku belum ngerti makasudnya.
"Henny tahu dong.." jawabnya lagi.
"Dari mana..?" tanyaku penasaran.
"Tuchh.. Mulai nusuk-nusuk Henny.." jawabnya sambil senyum.
"Ooh.. Adik yang itu.." kataku tersipu malu.
"Hee.. Telmi yaa.." ledeknya.

Saking malunya Saya langsung mengulum bibirnya dengan penuh nafsu dan Hennypun membalasnya dengan semangat. Saya mengusap-usap punggungnya perlahan-lahan agar Henny merasakan kelembutan belaian dari Saya. Henny terus melumat bibir Saya sambil memeluk tubuh Saya dengan eratnya sehingga membuat sesak nafas. Melihat hal tersebut Saya berusaha meneruskan belaian kebagian bawah lagi yaitu sekitar pantatnya yang ranum dan menantang bila sedang jalan.

Henny melepaskan pagutannya dan langsung menciumi leher yang dilanjutkan kedada Saya sambil menggigit kecil pada puting dada Saya. Saya semakin bertambah nafsu dan tangan Saya mulai meraba sekitar selangkangannya yang masih mengenakan CD. Henny menarik pantatnya ke belakang agar Saya tidak menyentuh vaginanya. Saya berusaha meraihnya lagi, tetapi Henny malah bangun dan berkata, "Yang.. Jangan lakukan itu.. Kita masih sekolah dan belum siap..".

Cerita Dewasa - Mendengar itu Saya menghentikan dan merebahkan tubuh sambil menatap langit-langit sambil berfikir macam-macam. Melihat Saya termenung Henny mendekatkan wajahnya ke telinga Saya sambil berbisik pelan.

"Yang.. Jangan marah yaa.." pintanya.

Saya masih pura-pura tidak mendengarkan bisikkanya.

"Yang.. Kok diem aja.." rengeknya sambil mengguncang-guncang tubuh Saya.

Saya masih diam tanpa menghiraukannya.

"Yaang.." rengeknya lagi.

Henny melihat hal itu langsung memberanikan diri utnuk mencium bibirku sebagai permintaan maafnya kepada Saya. Saya masih tetap pura-pura diam dan tidak membalas kuluman bibir Henny.

"Yang.. Kamu bener marah nich..?" rengeknya setelah melihat Saya tanpa reaksi.

Saya masih tetap membisu sambil meneguk sisa minuman dari botolnya. Henny merebahkan dirinya disebelahku sambil menatap kelangit-langit. Sayapun mengitkuti dengan menatap keatas juga. Lima belas menit lamanya ruangan yang Kami tempati terasa hening.

"Yang.. Kamu marah yaa.." rengeknya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Melihat hal itu Saya nggak tega melihatnya, maka Saya sambut bibirnya dengan lumatan dan pelukkan. Henny kaget mendapat serangan mendadak seperti itu langsung tubuhnya menindih tubuh Saya sambil membalas memeluk dan mengulum bibir Saya dengan penuh nafsu karena girang. Saya terus mengusap-usap bokongnya sambil menggesekkan kemaluan yang sedang ditekan oleh vaginanya Henny.

Henny tidak melepaskan pagutannya dari bibir Saya, Saya langsung menaikkan dasternya dan memasukkan tangan Saya ke cdnya dari belakang sambil menyentuh lubang anusnya yang dilanjutkan ke vaginanya. Henny menggeser naik tubuhnya ketika salah satu jariku mencoba meraba lubang vaginanya, sehingga kemaluan Saya terasa digesek-gesek.

"Yang.. Jangan lakukan itu ya.. aa.." rengeknya.
"Saya nggak tahan nich yang.." pintaku seolah merengek kepadanya.
"Jangan dulu yaa.." mohonnya lagi.

Cerita Dewasa - Mendengar itu Saya banting ke kiri agar Henny rebah dan langsung Saya tindih karena Saya berada diatas tubuhnya sambil menciumi lehernya dan turun kebagian dadanya yang dasternya sudah Saya singkap keatas. Saya mulai melepaskan BH nya yang masih melekat dan menjilati putingnya sehingga membuat Henny menggelinjang ke kanan dan kiri. Ciuman Saya teruskan pada perutnya dan terus turun kebawah untuk menciumi vaginanya yang masih mengenakan CD, kemudian secara perlahan Saya merosotkan CD-nya yang langsung Saya jilati klitorisnya yang menyembul sehingga membuat Henny kegelian dan membuka kedua pahanya mengangkang lebar yang membuat Saya lebih leluasa menjilati hingga masuk kebagian dalam lubang vaginanya. Lubang vagina Henny sudah mulai agak basah karena cairan kenikmatan sudah keluar sedikit demi sedikit mengalir. Saya semakin bernafsu menjilati sambil menyeruput bagaikan sedang menikmati minum kopi hangat yang baru diseduh.

"Yaang.. Oouuch.." desahnya panjang sambil menaik rambut Saya.

Rupanya Henny telah mencapai orgasmenya. Saya menghentikan permainan ini dan Saya hampiri wajahnya sambil berbisik ditelinganya.

"Enak yaa.." ledekku sambil tersenyum.
"Aacchh.." rengeknya sambil mencubit lenganku manja.
"Tadi pura-pura nggak mau.." ledekku lagi.

Henny tersenyum dan langsung mengulum bibirku dengan manja, Saya memintanya agar gantian Henny melakukan hal serupa seperti yang Saya lakukan terhadapnya. Tanpa dikomando Hennypun langsung menjilati leherku terus turun kedada dan perutku.

Ketika jilatan sudah sampai diperutku, tangan Henny merosotkan celana basketku dan menyembullah kemaluanku yang sudah tegang sejak tadi, maklum kalau tidur nggak pernah pakai CD. Henny langsung menyambut kemaluanku dengan lumatan bibirnya sambil mengulum turun naik. Saya melepaskan daster Henny yang masih melekat ditubuhnya sehingga bugil.

Saya miminta agar Henny menaikki tubuh Saya sambil mengangkangkan pahanya, Henny menggelengkan kepalanya karena belum bisa. Akhirnya Saya suruh Henny merebahkan tubuhnya ditempat tidur sambil pantatnya diganjal oleh bantal. Hennypun melaksanakannya dengan perasaan berdebar-debar karena baru pertama kali melakukan hal ini.

Saya mengarahkan kepala kemaluan Saya kebibir vagina Henny, Saya tempelkan kepalanya sambil menggesekkan perlahan terus agak ditekan sedikit demi sedikit agar Henny tidak merasa sakit saat kemaluanku memasuki lubang vaginanya.

"Yang.. Pelaan.." rengeknya ketika kepala kemaluanku masuk.
"Ini sudah pelan sayang.." kataku berbisik sambil terus menekan.
"Oouuchh.. Yaanngg.." desahnya.

Cerita Dewasa - Saya mulai memompa kemaluan Saya keluar masuk perlahan agar Henny tidak merasa sakit. Beberapa menit kemudian Henny menggoyangkan pinggulnya kekanan dan kekiri dengan cepat, karena sudah merasakan nikmat yang sebentar lagi mencapai orgasmenya.

"Yaang.. Nggaak.. Kuuaat.. Hmm " desahnya sambil mengulum bibir Saya dan Saya merasakan pada batang kemaluan ada cairan hangat. Saya semakin bernafsu dan menggoyang lebih cepat lagi agar menyusul surga kenikmatan yang baru pertama kali dirasakan.

Sepuluh menit kemudian Saya sudah mulai terasa ada gumpalan cairan yang akan keluar dari kepala kemaluan Saya, maka Saya semakin gila memompa dan rupanya Henny juga sudah bangkit lagi untuk yang kedua kalinya mencapai orgasmenya.

"Yaangg.. Saayyaa.." desah Saya terputus ketika semburan pertama menyemprotkan sperma secara kencang.
"Yang.. Henny.. Jugaa.. Hheemm.." desahnya sambil meraih bibir Saya untuk dikulumnya dan memeluk tubuh Saya dengan eratnya.

Sprei biru muda yang terpasang ditempat tidur basah oleh peluh Kami dan ada noda cairan kenikmatan yang berwarna merah muda mengalir dari lubang vagina Henny. Rupanya Henny benar-benar masih perawan ting-ting. Saya melepaskan kemaluan Saya dari lubang vagina Henny ketika sudah mulai menciut dan langsung merebahkan diri disisinya.

Henny memelukku dan menciumi bibirku sambil mengucapkan terima kasih atas permainannya.

"Terima kasih yaa yang.." ucapnya ditelingaku.
"Sama-sama.." jawabku sambil senyum kemenangan.
"Kamu Sayangkan sama Henny..?" tanyanya.
"Iyaa dong.." jawabku.
"Kalau Henny Hamil, Kamu maukan tanggung jawab..?" tanyanya lagi.
"Tentu dong.. Kan cuma Saya yang malakukannya.." jawabku untuk menghiburnya.

Beberapa menit kemudian Kami melakukannya lagi hingga beberapa kali sampai subuh. Akhirnya Kami tertidur dengan tubuh telanjang bulat sampai siang.

Jam menunjukkan pukul 10.20 wib. Teman-teman sudah pada bangun dan berkumpul diruang tengah sambil sarapan pagi menunggu yang lainnya untuk jalan-jalan melihat kebun apel disebelah atas villa yang Kami tempati. Pemilik Villa sebut saja namanya Riani membangunkan Kami sambil mengetuk pintu dan Kami masih terlelap tidur karena kelelahan. Rupanya Riani nggak sabar, maka diambilnya kunci duplikat kamar Kami dan membukanya. Betapa kagetnya Riani melihat Kami yang masih tidur dalam keadaan bugil dan sprei berantakan. Riani menutup kembali pintu kamar kami dan menguncinya. Riani pergi ke kamarnya dan menceritakan hal yang dilihatnya pada pacarnya sebut saja bernama Ronny.

"Ron.. Gawat nich.." katanya pada Riani.
"Gawat kenapa..?" tanya Ronny penasaran.
"Tuch.. Temen deket lho.." katanya.
"Kenapa emangnya..?" tanya Ronny.
"Dia pada melakukan itu.." kata Riani.
"Melakukan apa sich..?" tanya Ronny agak penasaran.
"Dia pada bugil, habis begiutan kali.." kata Riani lagi.
"Biarin aja.. Emangnya Lo mau..?" tantang Ronny.
"Ngapain lagi.." elaknya.
"Ya.. Udah.. Mendingan Kita siap-siap.." kata Ronny lagi.

Dua puluh menit kemudian Saya dan Henny bangun dan langsung menuju kamar mandi, Kami mandi berdua sambil saling menyabuni tubuh sehingga membuat kemaluanku tegak lagi. Henny Saya suruh menungging dan Saya masukkan kemaluannya dari belakang dengan gaya Doggy style. Setelah selesai Kami berkemas-kemas untuk berangkat jalan-jalan dengan teman-teman ke kebun apel.

Begitu keluar kamar Kami lihat semuanya sedang sarapan dan Kami langsung menuju ke meja untuk menyantap hidangan nasi goreng yang telah tersedia. Kami bergabung diruang tengah untuk sarapan, tiba-tiba Riani menghampiri Henny dan mengajaknya kebelakang untuk berbicara berdua.

"Hen.. Loe gila yaa..?" tanya Riani pada Henny.
"Gila kenapa..?" tanya Henny nggak ngerti.
"Loe semalem ngewe kan..?!" katanya.
"Nggak.. Loe kali yang ngewe.." balas Henny sengit.
"Ngaku aja.. Tadi Gue lihat Loe tidur bugil berdua.." cecarnya.
"Loe ngiri.. Yaa.." kata Henny.
"Kalau ngiri.. Loe ngewe aja sama Ronny.." serang Henny.
"Bukan gitu.. Gue nggak enak sama yang lain.." bela Riani.
"Biarin aja.. Emang Gue pikirin.." kataku sambil meninggalkan Riani kembali ke ruang tengah.

Pada malam kedua Kami berkumpul diruang tengah untuk merencanakan hari esok untuk tujuan piknik selanjutnya. Ketika jam menunjukkan pukul 23.00 wib, Kami pergi ke kamar masing-masing untuk tidur.

Seperti biasa Kami tidak dapat tidur, maka Saya dan Henny bergumul seperti kemarin. Henny menyampaikan berita kalau tadi pagi si Riany masuk kekamar dan melihat Kita masih tidur dalam keadaan bugil. Maka timbul niat iseng gue dan gue keluar kamar menemui Ronny dan berbisik ketelinganya.

"Ron.. Cewe Loe kayaknya pengen ngewe dech ama Loe.." bisik Saya.
"Gila kali yee.." sungut Ronny.
"Tadi pagi Die masuk ke kamar Saya.." kataku lagi.
"Yang bener Loe..?!" tanya Ronny yang pura-pura nggal tahu.
"Ach.. Loe udeh tau pake pura-pura lagi.." kata Saya.
"Lagian Loe gila sich.. Ngewe nggak langsung pake baju lagi.." ejek Ronny.
"Abis keenakkan sich.." ledek Saya lagi.

Ronny langsung pergi masuk kamarnya dan Sayapun balik kekamar.

Rupanya Henny sudah nggak sabar lagi, ketika saya naik ketempat tidur dan masuk kedalam selimut, ternyata Henny sudah bugil. Melihat hal tersebut Saya langsung buka semua pakaian sampai bugil dan langsung menubruk untuk bergumul sambil berpagutan. Saya menjilati dari leher turun ke susunya dan terus kebawah sampai ke vaginanya yang sudah mulai agak basah, Henny mengelinjang hebat ketika lidah Saya menyentuh clitorisnya sambil mempermainkannya. Sepuluh menit kemudian Henny meminta Saya agar naik dan langsung menancapkan kemaluan Saya pada lubang Vaginanya.

"Yangg.. Henny nggak tahann.." rengeknya.

Sayapun mengarahkan kemaluan Saya yang sudah tegang sejak tadi ke vagina Henny yang sudah siap untuk dimasukinya. Henny langsung menggoyangkan pinggulnya kekanan kekiri ketika kemaluan Saya sudah menancap seluruhnya didalam vaginanya. Saya merangsang Henny dengan cara menghisap kedua susunya secara bergantian dan sesekali mengulum bibirnya. Lima belas menit kemudian Henny sudah mendekati puncaknya dan meminta Saya agar cepat-cepat menuju puncaknya juga. Sayapun memompa dengan cepat agar Kami selesai secara berbarengan.

"Yangg.. Nggaakk.. Kk.." desahnya.
"Ayoo.. Kita.. Bareng.." kataku sambil memompa dengan lebih cepat lagi.
"Yyaang.. Hhgghh.." desahnya sambil memelukku dengan erat.

Sayapun merasakan hal yang sama dan Kamipun mencapai orgasmenya secara berbarengan. Henny mendorong tubuh Saya kesamping dan meraih kemaluan Saya yang masih agak tegang setelah memuncratkan spermanya dan langsung dikulum serta dihisapnya sampai bersih.

"Yang.. Malam ini sudah dulu yaa.." pintanya.
"Kenapa emangnya..?" tanyaku.
"Capek sich..!" serunya lagi.
"Oke.. Dech yayang.." kataku sambil memeluknya. Dan Kamipun tertidur sampai pagi.

Cerita Dewasa - Riany rupanya masih penasaran dan membuka pintu kamar Saya perlahan-lahan dan dilihatnya Saya masih dalam keadaan bugil. Ronny membangunkan Saya dan betapa kagetnya ketika Saya lihat Ronny dan Riany sudah ada didalam kamar.

"Enak yaa.." kata Riany.
"Gila kali Loe yee.." sungutku pada Mereka.
"Tuch.. Barang Loe masih ngaceng.." kata Riany.
"Sini Loe.. Saya pake.." ledekku.
"Gila Loe.. Gue udeh dikasih semalem " ledeknya lagi.
"Ya udeh sono keluar.." pintaku.
"Bangun.. Kita pada mau ke puncak beli oleh-oleh.." katanya.
"Ntar dulu Saya mau tuntasin dulu nich.." ledekku sambil menindih si Henny yang masih tidur lelap.
"Ee.. Gilaa.." kata Riany sambil menarik tangan Ronny keluar.

Saya cuek aja memasukkan kemaluan Saya ke lubang vagina Henny dan memompanya sampai selesai. Setelah selesai Kamipun pergi mandi dan siap-siap untuk pergi ke puncak setelah sarapan pagi.
[ ... ]

Cerita Dewasa Terbaru Juli 2013 Pacarku Seorang Pelacur-

Malam minggu, kembali menemani saya yang masih sendiri tanpa kekasih saya saat ini masih duduk di bangku SMA kelas 3. Karena malam minggu ini tak ada kerjaan dirumah akhirnya pergi keluar sama enggar untuk keliling kota Surabaya. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tak tau kenapa tiba-tiba enggar membujuk saya untuk pergi ke tempat prostitusi, mungkin yang kenal kota surabaya tak asing lagi di telinganya, ya Gang Ndoli tempat prostitusi terbesar di asia tenggara. Karena saya gak ada niat untuk main sama cewe di sana ya sudah pikirku untuk nemenin enggar saja sambil sekalian cuci mata, ketika sampai sana ada PSK yang ngelihat body saya, tinggi dan lumayan cakep langsung deh dia ngodain
“sama aku aja”
“jangan itu kudisan aku aja!”
“eyy ganteng sini dong!”, dan masi banyak lainnya
Namun saya terus saja ngikutin enggar ini, dia berhenti di satu rumah, katanya dalam rumah itu cewenya cantik cantik, ya sudah saya langsung nyuruh enggar untuk cepat masuk, saya menunggu di luar, sampil duduk di kursi. Bosen juga sih nunggu si enggar sambil maen hape aja karena saya sendiri bukan perokok. Sekitar 5 menit berlalu ada cewe lagi ngrokok jalan nyamperin saya sambil menawarkan rokoknya dengan body yang cantik menurut saya
“Nih (sambil nyodorin rokoknya)”
“Duh aku ga ngrokok”
“yah laki koq ga ngrokok, situ ga main mas? Sama aku aja, biasanya yang maen di rumah ini (sambil nunjukin rumah yang di samperin enggar) lama.. aku juga lagi butuh uang nih”
“ah ga Cuma nemenin temen doang, emang kamu sepi malem ini? Ga ada pelanggan? Kamu kan cantik”
“aku lagi ada masalah”
“Masalah apaan?”
“emang penting buat situ? (Sambil ngembusin asap rokok)”
“oh maaf”
*hening sekitar 5 menit
(rokoknya habis) “kayaknya kamu ga brengsek ya?”
“hah maksudnya”
“kan semua cowo brengsek, Cuma kamu aja yang datang kesini ga ngluarin lendir”
“Tapi ga semua cowo lho yang gitu, masih banyak koq cowo yang baek di luar sana.. iya takut dosa.. belum lagi kalo kena penyakit apa gitu, maaf ya kalo tersinggung hehe”
“ngapain minta maaf, emang bener kok”
“em nama kamu siapa?” tanyaku sambil menatap matanya yang sayu
“Nova, nama panggilanku di sini.. tapi kalo nama asli Novi, kamu?”
“aku fiaz.. oh salam kenal ya.. em kalo boleh tau kamu ada masalah apa sih sampe ga ada pelanggan? Cerita aja aku ga ember koq mulutnya..”
Obrolan pun semakin asik setelah berkenalan
“ga papa males cerita aja, yang jelas aku lagi butuh uang sekarang”
“buat?”
“buat ibu aku, di perutnya ada kayak benjolan gituh, sebulan yang lalu sih udah di bawa ke puskesmas, diagnosanya semacam tumor kecil, disuruh cepet cepet operasi ke RSU. Tapi ya gitu deh, aku belom punya uang, mana job aku udah sepi lagi huff”
Seketika itu hati saya tersentuh dengan mata berkaca kaca, kirain duitnya buat apa ternyata…
“yah kenapa ga bilang dari tadi? Aku sih mau aja bantu, tapi sekarang aku ga pegang uang, uangku di rumah”
“capedeeee ga usah ngomong”
“hehe emang biayanya berapa?”
“dua setengah jeti bo… tapi uang aku ada sejuta doang masih, dua minggu ini aku kumpulin dikit dikit”
“kurang 1,5 ya? Emm gini aja, kamu ada nomor hape?”
“ada, buat apa?”
“ya besok aku kesini lagi 1,5 aku kasih ke kamu”
“beneran? Tapi ga usah disini kita janjian aja di tempat luar”
“oke lah.. berapa”
Dari situ saya dapet nomor hape nya dan dia juga nyimpen nomor saya, trus sedikit ngobol ngalor ngidul ga lama kemudian enggar keluar sambil benerin bajunya. Lehernya kayak habis di gigit drakula lalu lihat cewe yang nemenin enggar, ternyata cantik juga saya tanya ke enggar ternyata di situ tempat cewe umur 20-an, pantesan aja cantik cantik cewenya, tapi saya tetep istigfar

****
Keesokan harinya, jujur nih duit saya di rumah Cuma ada 900rb, jadi kurang 600rb akhirnya saya ambil deh tabungan di ATM, sekitar jam 3 siang saya sms si novi, tapi katanya besok aja soalnya lagi ada arisan PSK di komplek yang semalem saya sama enggar datengin.
Besoknya novi sms saya untuk ketemuan di salah satu cafe, yaudah kita ketemuan, ngobrol ngobrol dikit, sambil saya traktir makan, saya ajak jalan jalan keliling mall, pokoknya seharian itu deh saya habisin waktuku sama si novi, pas sore saya ajak ke pantai untuk nikmatin matahari tenggelam sambil nikmatin sepoi sepoi angin pantai, sambil duduk duduk saya kasih tuh uang ke dia dan saya ga nyangka, dia langsung meluk saya sambil ngucap terimakasih, dari suaranya dia kayaknya mau nangis gituh, bulu kuduk saya sempet berdiri sih pas dipeluk dia, soalnya baru kali itu yang meluk saya bukan cewe biasa, yaudah saya peluk balik deh, sambil ngucapin “iya sama sama, aku ikhlas kok bantu ibu kamu, ga usah kamu ganti”
dan dari situ ia nyeritain kena dia jadi PSK panjang lebar dan dia juga crita tentang cintanya
“dulu sebelum aku kerja kayak gini, aku punya pacar, sama satu sekolah, dari sekian cowo yang ngejar aku, Cuma dia yang aku terima, tapi ya gitu deh laki laki rata-rata pacaran nyari sex doang! Makanya aku males sama namanya cinta, bulshit” kata novi sambil menatap mata saya tajam
“ya tapi ga semua cowo gitu kali”
“ pasti nya, contohnnya kaya yang disamping aku”
(saya sempet lama loadingnya, dan satar ternyata itu saya, yaudah saya ketawa)
“ihh aneh ketawa, emang bener kamu orangnya baik di mata aku, andai kamu mau jadi pendamping aku, senengnya hati ini haha.. tapi ga mungkin lah”
“ kok ga mungkin? Kalo aku mau?” sambil nunjukin muka seriusku
“haha dasar goblok (sambil noyor kepala ku), ngapain kamu mau jadi pacarnya cewe kotor trus bau lendir kayak aku gini?”
“hus kamu jangan nomong kaya gitu lagi, ga ada kata terlambat loh untuk bersihin kati maku, aku suka cewe yang apa adanya kok”
Sambil ngobrol panjang lebar dan bercanda akhirnya dengan serius saya jadian sama novi
Besoknya saya nemenin dia ke RSU untuk operasi ibunya, hampir 4 jam nunggu ibunya di oprasi sambil ngobrol dengan di hantui rasa cemas, akhirnya dokter keluar dan beritahu kalo oprasinya sukses, langsung deh novi sama aku masuk kamar operasi untuk melihat kondisi ibunya, ibunya ngucapin banyak banyak terimakasih ke saya sambil nangis, saya jadi emosional banget di situ terbawa suasana air matapun tanpa sadar menetes.

****
Sekitar 2 minggu hubunganku sama novi berjalan lancar layaknya sepasang kekasih tapi hampir tiap malam saya sedih sebenarnya ada satu rahasia yang novi rahasiain ke saya, padahal sebenernya saya udah tau, udah 3 minggu, biaya kehidupan dan keluarganya saya bayarin, soalnya novi udah mau berhenti kerja gituan, dia juga udah sering saya suruh sholat, ketakutan saya semakin besar ketika melihat dia semakin hari semakin kurus, cekung matanya makin kelihatan sebenernya novi kena penyakit kelamin

*Flasback*

waktu malam pertama saya kenal sama novi, besoknya saya nyoba ngoba ke komplek itu lagi, saya penasaran banget masa PSK secantik novi ga ada pelanggannya lagi? Yaudah saya coba tanya ke ratih, ratih ini yang maen sama enggar semalam, saya kasih dia 100rb trus dia ungkapin semuanya, percakapan kita kira kira begini
“Si novi itu ada masalah apaan sih kok tadi malam ga ada pelanggannya? Setau aku penghuni disini tiap malam pasti ada yang boking deh walaupun Cuma 1” tanya ku
“kamu sapanya novi?”
“aku temennya doang”
“ohh yagitu deh, kena penyakit, kasian tu anak, makanya pelanggan pada lari semua, takut ketularan”
“hah (muka kaget) maksudnya penyakit apaan?”
“ia dia itu positif kena sifilis, sebenernya sih bisa aja dia konsumsi penisilin G dri RS, tapi uangnya dia kumpulin buat biaya kanker ibunya, itu aja ibunya masih kaga bisa bangun”
Aku mencoba tegar “oh gitu emm novi masih bisa sembuh tapi kan?
“kata dokter di puskesmas udah kecil kemungknan deh, soalnya virusnya udah menjalar tu, kapan itu dia meriksa minta temenin aku, makanya aku tau”
“oh gitu, yaudah makasi ya infonya, aku mau pulang”
“ga minum dulu?”
“ngak mau pulang aja, aku pulang dulu ya?”
Di jalan saya kagum sama novi, saya nangis banget habis dengerin cerita ratih, di siut saya bertekat untuk jagan dia sampe penyakit dia sembuh, ga tau kenapa tiba tiba saya jadi sayang sama novi, gak kaya cowo laen malah lari setelah tau dia kena penyakit, bego ga sih saya ini?
Karena saya ngelihat dia semakin lemah, saya ga kuat akhirnya dia saya bawa ke RS. Ya gitu lah vonis dokter dia kena sifilis akut, soalnya neurosifilisnya udah nyebar ke sel sel badannya, dan lama kelamaan bikin badan dia jadi lumpuh, saya sih ga kaget, Cuma dia minta maaf ke saya soalnya ga ngasih tau, jadi ya saya bilang aja kalo saya udah tau dari ratih, dan saya sayang banget sama dia, dia penyakitan atau apalah saya tetap sayang sama dia, seketika itu dia nangis dan meluk saya.
Hampir satu minggu novi di rawat di RS, setiap hari saya jagaiin dia, walaupun ketika itu saya lagi ujian kelulusan tetap setelah ujian aku langsung pergi ke RS untuk bertemu dengannya dan jagain dia pelajaran UN pun ga konsen tapi alhamdulillah saya lulus dengan nilai baik
Dan akhirnya tak ada yang pernah mengharapkan dia menghembuskan nafas terakhir pada 30 april 2010 jam 4 sore, seketika itu tangisku meledak aku merasa kehilangan dia
Disitu ada bapaknya, ibunya temen temen satu kompleknya dan tentu saya dengan sedihnya. Makanya saya mau bahagiain dia di saat terahir hidup dia, dan dia pernah minta ke saya ga makamkan di kota itu, tapi dibawa ke kota cirebon kampung halamannya, biaya perjalanannya saya tanggung, ibunya sama 2 orang temennya novi satu komplek membawa ke sana, bapak tirinya kaga ikut, tapi dengan terpaksa saya juga ga bisa ikut karena sibu sibuknya tes SNMPTN, saya kasian sama ibunya, saya kasih juga uang saku selama di perjalanan, ibunya ga mau tinggal di rumah itu lagi, dia mau niggalin suaminya itu, dan balik ke kampung halamannya, tempat keluarganya disana, dan terakhir dapat kabar ibunya jualan nasi bungkus di sana

*****
Semua kenangan tentang dia udah saya hapus, yang tersisa Cuma surat dari dia, kalung kesayangannya dan sampai sekarang masih saya pake, foto dia di dompet saya sama cincin kita berdua isi surat yang masih saya simpan :

To : My Lovely …..
Dear,makasih kamu udah mau jadi pendamping aku
selama ini…makasih juga udah mau jadi malaikat
penyelamat untuk ibu aku…
Andaikan kamu tau aku punya penyakit gini,
aku yakin kamu pasti kecewa trus tinggalin
aku,yakin banget makanya aku ngerahasiain
ini semua…maaf ya?
Dear,Kamu Laki-laki paling baik yang pernah aku temuin
,kamu mau terima aku apa adanya..
Aku perempuan kotor,miskin,keluarga semrawut,
tapi kamu tetep mau deket ma aku
Dear,andaikan aku udah gak hidup lagi di dunia
ini,kamu jangan sedih ya ? masih banyak perempuan
yang lebih baik dari aku..kamu orang baik,harus
punya pendamping yang baik juga :’)
Inget,jangan lagi datang-datang ke tempat kotor
gitu.setebal apapun iman kamu,pasti bisa
runtuh ama yang namanya perempuan.
Dear,walau dunia kita udah beda,aku tetep ada di
hati kamu kan?janji?aku akan slalu disamping
kamu,aku akan jaga kamu…….Maaf andai
slama ini aku & keluarga udah nyusahin kamu :*
Goodbye…
[ ... ]

Sabtu, 04 Mei 2013

Cerita Dewasa Aku Tak Kuat Menahan Birahiku

Cerita Dewasa Aku Tak Kwat Menahan Birahiku

Sendiri, jauh dari keluarga yang berada di kota lain, siswa kelas 2 SMUN ini berjuang menuntut ilmu di kota yang dulu banyak orang menjulukinya kota kembang nan indah dan permai tetapi sekarang sudah berubah total menjadi kota mall dan factory outlet, panas dan gersang. Aku sementara tinggal bersama keluarga Pak Sis yang sudah menganggapku anak sendiri, karena beliau memang sudah sedemikian lama memiliki hubungan baik juga dengan orangtuaku.

Pak Sis sendiri merupakan salah seorang pimpinan perusahaan yang sangat sibuk dan jarang berada di rumah karena tuntutan tugasnya, tetapi tidak sama halnya dengan istrinya yang merupakan ibu rumah tangga yang baik dan setia terhadap suaminya dan selalu siap di rumah untuk mengurus segala keperluan rumah tangga. Ibu dan bapak Sis mempunyai dua orang anak perempuan yang cantik-cantik, mereka bernama Tia yang baru berusia 7 tahun dan Sonya yang berusia 11 tahun. Aku sangat akrab dengan keduanya dan aku selalu berusaha untuk menyayangi dan melindungi mereka.

Aku biasanya akan marah terhadap mereka apabila mereka mendengarkan dan menonton berita-berita tentang kekerasan yang suka ditayangkan di TV swasta pada tengah hari bolong. Biasanya, segera kumatikan TVnya dan kusuruh mereka masuk kamar dan mengerjakan PR. Setelah suasana aman..TVnya dengan suara yang sangat kukecilkan kunyalakan kembali untuk kutonton sendiri. Sering aku berpikir, mengapa sih acAara kekerasan, pembunuhan, incest, pemerkosaan apalagi yang dilakukan terhadap anak kecil kok ditayangkan di TV pada siang hari di mana para anak kecil masih bisa ikut menonton dan mencerna siaran itu?

Kenapa bukan pada tengah malam saja? Karena menurutku apabila jam siarannya tidak segera dipindah, maka banyak tunas muda bangsa yang moralnya akan menjadi ternoda atau bahkan rusak nantinya. "Ah.. biarlah orang yang berwenang yang menjawab semua permasalahan itu, yang penting sekarang moral kedua gadis cantik itu masih bisa kulindungi", nuraniku berkata. Hari-hari pun berlalu dan seperti biasanya, di sekolah aku dikenal oleh teman-temanku sebagai anak bandel yang sering bolos pada jam-jam pelajaran tertentu tetapi walaupun begitu aku memiliki nilai raport yang wajar-wajar saja karena aku malu kepada orangtuaku dan juga kepada keluarga Pak Sis kalau sampai nilaiku jatuh, jadi aku tetap berusaha keras. Suatu hari di sekolah, temanku becerita padaku kalau dia punya film seks Indonesia yang judulnya BLA dan yang mainnya mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi top.

Kontan saja seketika itu aku terkejut dan mengatakan bahwa temanku itu pembohong tapi temanku bilang kalau tidak percaya, pulang sekolah kita tonton rame-rame. Siang itu, kami berbondong-bondong menuju rumah temanku, ia anak orang kaya, kedua orangtuanya sangat sibuk sehingga kalau siang hari jarang ada di rumah. Ruang kamarnya juga cukup besar dan dilengkapi berbagai peralatan seperti komputer, PS, TV dan VCD player. Hal itu membuat kami leluasa menikmati film itu. Adegan awal diperlihatkan seperti ada semacam kerja kelompok dan ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang sedang mengerjakan tugas dan makan-makan.

Menurutku si wanitanya cakep juga dan karena nontonnya rame-rame, teman-temanku pada ribut merequest agar adegan ngobrolnya dipercepat dan langsung menuju adegan syuurnya.. sekarang terlihat mereka sedang duduk di sofa, menghadap kamera dan saling berciuman mesra, saling memainkan, mempertautkan lidah pasangannya ahh..nikmat sekali kelihatannya kemudian adegan di tempat tidur di mana si wanita tidur telentang hanya di tutupi sehelai kain handuk, sementara si pria yang memegang kamera mengatakan kepada si wanita untuk membuka handuk tadi dan memperlihatkan kemaluan dan tubuhnya yang sexy. Malu-malu si wanita itu membuka handuknya dan dengan cepat menutupnya kembali.
"Ahh.. yang itu sih biasa", begitu terdengar temanku berkata dan ia pun mempercepat filmnya sampai adegan oral sex di kamar mandi.

Terlihat si pria duduk di atas jam!ban lalu si wanita menghisap-hisap penisnya sampai akhirnya si pria tidak tahan lagi dan mengeluarkan spermanya lalu adegan selanjutnya si pria dan wanita tadi membersihkan badan masing-masing dan mengucapkan salam berpisah.
"Waah.. ngga nyangka ya, hebat juga mereka bisa buat film seperti itu" kataku.
"Uuh.. itu sih kurang hot ah.. kalau cuman pake kamera begituan, kita-kita juga bisa dong buat yang lebih hot lagi iya ngga teman-teman!" kudengar temanku si Ucok menyahut.
"Alaah Cok.. lu jangan sembarangan ngomong, buktiin doong!" begitu kata teman yang lain.
"Beres.. pokoknya aku akan buat yang lebih bagus lagi dari ini dan kalo udah selesai kalian wajib nonton!" janji Ucok, lalu kita semua tertawa mendengar bualannya itu.

Aku lalu berpikir, waah.. para mahasiswa ini memang hebat! Mereka sudah jadi pionir seni film seks yang akan membuka jalan untuk karya-karya indah kategori film seni seksual Indonesia yang lainnya, sejujurnya aku salut buat ide, karya serta keberanian! para pemeran utamanya. Sepulangnya dari rumah temanku, kulihat di halaman rumah ada mobil Honda CRV milik Pak Sis, "kok tumben Pak Sis sudah pulang siang hari gini?" pikirku.

Aku segera masuk rumah dan kulihat bapak dan ibu Sis sudah bersiap-siap dengan kopernya masing-masing, kulihat juga Tia juga membawa tas kecil yang berisi banyak makanan ringan.
"Ibu mau ke mana?" tanyaku bingung.
"Ooh.. ibu dan bapak mau ke Jakarta, menemani bapak dalam acara seminar yang diadakan oleh kantor bapak selama tiga hari" jawab ibu Sis.
"Lho, apa Tia juga diajak?" tanyaku.
"Oh.. iya, kebetulan sekolahnya Tia lagi ada libur seminggu, jadi Tia bapak ajak biar nanti Tia bisa jalan-jalan sama ibunya ke Dufan" jawab Pak Sis.
"Iih.. papa curang! Masa Sonya ngga diajak! Sonya kan juga pengen ke Dufan!" tiba-tiba Sonya keluar dari kamarnya.
"Sonya sayang, nanti kalo Sonya sudah waktu libur sekolah pasti papa ajak" jawab Pak Sis meyakinkan Sonya.
Pak Sis kemudian memberikan Sonya sebuah boneka beruang.
"Sudah dong sayang, jangan cemberut begitu ayo senyum doong" kata Pak Sis membujuk Sonya.

Sonya lalu merebut boneka beruang itu dari tangan ayahnya lalu berkata "papa janji ya, jangan lupa lho!" kata Sonya.
"Iya sayang, papa janji!" jawab Pak Sis sambil mencium kening Sonya.
"Sonya sayang, mama juga berjanji akan mengajak Sonya bersenang-senang di Dufan kalau Sonya sudah libur" kata Ibu Sis sambil mencium pipi kanan dan kiri Sonya.
"Was, sudah kamu taruh koper bapak dan ibu di mobil?" tanya Pak Sis pada pembantunya.
"Sudah semuanya pak" jawab si Was.
"Oh Was juga ikut ke Jakarta ya bu?" tanyaku.
"Iya untuk membantu menjaga Tia di sana nah, sekarang kami mau berangkat, bapak dan ibu titip Sonya dan rumah padamu, jaga Sonya dan bantu dia dalam belajar dan mengerjakan PR, mengerti?" begitu pesan Ibu Sis yang disampaikannya padaku.
"Baik bu" jawabku. Akhirnya hanya tinggal aku dan Sonya yang ada di rumah.

Wah.. aku berpikir asyik nih kalo bisa menikmati film seni seks yang kemarin itu sendiri di ruang TV, karena selain di kamar bapak dan ibu Sis, di ruang tengah ada juga VCD player jadi setelah Sonya kusuruh tidur, aku bisa menikmatinya sendirian hehehe.. malam itu aku segera menuju rumah temanku untuk meminjam film VCD itu darinya lalu cepat-cepat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah aku segera membantu Sonya mengerjakan PR-nya lalu setelah selesai aku menyuruhnya untuk tidur. Dalam pikiranku saat itu hanyalah aku akan menikmati film indah murni karya anak bangsa ini sendirian.

Kira-kira pukul 12 malam setelah kupastikan kembali bahwa Sonya sudah tertidur nyenyak lalu segera kunyalakan VCD playernya dan kunikmati film itu dengan memakai Earphone sehingga walau suaranya kubesarkan Sonya tidak akan terbangun. Tidak terasa sudah pukul 2 pagi dan aku masih saja mempercepat, menghentikan sebuah adegan untuk kuperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mengulang setiap adegan yang aku anggap syuur untuk kunikmati kembali. Setelah puas menonton segera kumatikan VCD playernya lalu menuju ke kamar mandi untuk.. olahraga pagi.. Tak lama setelah selesai, aku merasa ngantuk sekali dan aku langsung menuju kamarku untuk tidur.
"Baang.. abaang.. bangun udah jam setengah tujuh nih, abang ngga sekolah ya?" sayup-sayup kudengar suara Sonya yang berusaha membangunkan aku.
Hah! Segera aku tersadar dari tidurku dan kulihat Sonya yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya siap untuk berangkat sementara aku kalang kabut segera cuci muka, gosok gigi, pake seragam dan sisiran.

Setelah siap, aku segera mengantarkan Sonya ke sekolahnya dan setibanya di sekolah Sonya kuajak dia ke kantin sekolahnya untuk sarapan pagi dan setelah itu baru aku berangkat ke sekolahku.Siang itu, saat pelajaran ke-dua tengah berlangsung tiba-tiba..aku teringat bahwa Keping CD film itu masih terdapat di dalam VCD player dan belum kukeluarkan, apabila Sonya sudah pulang, dia pasti bisa melihat film itu karena dia sudah terbiasa menonton koleksi VCD kartun dengan menyetelnya sendiri. Aku yang sudah gelisah lalu berusaha untuk keluar dari kelas dan secepatnya pulang ke rumah untuk membereskan segalanya. Setibanya di rumah, betapa terkejutnya aku melihat Sonya yang sudah berada di dalam rumah dan berada di depan televisi, dan terlihat sepertinya dia menonton sesuatu yang sangat menarik perhatiannya.

Jantungku serasa berhenti berdetak melihatnya.. jangan-jangan Sonya sedang melihat film itu.. Aku berusaha untuk tenang dan bertanya, "S.. Sonya kok udah pulang?" tanyaku gugup.
"Eh abang, iya nih tadi ada pengumuman kalau hari ini ada rapat para guru untuk persiapan Ebtanas anak kelas tiga jadi murid-murid boleh pulang, tapi besok belajar lagi seperti biasanya, tadi Sonya dianterin ibunya Ani pulang" jawab Sonya.
"Ooh begitu.. eh, Sonya sedang nonton film apa?" tanyaku lagi.
"Film kartun" jawab Sonya.
Ahh.. lega perasaanku tapi tiba-tiba Sonya berkata, "ini film VCD punyanya abang ya?" pertanyaan Sonya ini membuatku terkejut setengah mati tak bisa menjawab.
"Tadi Sonya nonton filmnya, iih ada laki dan perempuan yang ciuman sambil telanjang, emang ini film apa sih bang?" Sonya kembali bertanya.

Aku yang masih bingung kemudian menjawab aja dengan nekad, "itu film seks Sonya, film untuk orang dewasa, anak kecil tidak boleh menonton" jawabku seraya mengambil CD film itu dari tangannya.
"Tapi papa mama bilang kalau Sonya sudah besar sekarang, jadi Sonya boleh dong nonton film itu" kata Sonya.
"Lho, bukannya tadi udah nonton sendiri sekarang mau abang simpen" jawabku.
"Iya Sonya udah liat tapi kenapa kok telanjang? Kok beda dengan film yang di TV?" Tanya Sonya.
"Okelah abang akan kasih tahu Sonya tapi Sonya harus berjanji sama abang, janji pertama Sonya tidak boleh bilang sama siapapun apalagi pada papa dan mama Sonya bahwa abang yang mengajari Sonya berhubungan seperti di film itu, mau ngga?" tanyaku.
"Kenapa papa dan mama ngga boleh dikasih tau?" Sonya bertanya.

Saat itu aku bingung untuk menjawabnya, tapi karena aku rajin menonton berita-berita pemerkosaan terhadap anak kecil di TV-TV swasta siang hari bolong aku langsung menjawab, "Karena kalau Sonya kasih tau papa dan mama nanti papa dan mama bisa sakit terkena serangan jantung lalu meninggal dunia, Sonya ngga ingin menjadi anak yatim piatu yang nanti tinggal di panti asuhan kan?" Kembali aku bertanya.
"Engga mau bang.. iih Sonya takut, Sonya kan sayang sama papa mama kalau begitu Sonya janji engga mau bilang siapa-siapa" terlihat ekspresi wajah Sonya berubah menjadi sedikit ketakutan.
"Sonya juga harus janji untuk selalu menurut kata-kata abang, tidak boleh protes atau melawan agar Sonya mudah mempelajari seperti yang Sonya tonton di film tadi, janji?" kataku seraya memajukan jari kelingking kananku.
"I.. iya bang, Sonya janji" jawab Sonya sambil mempertautkan kelingkingnya dengan kelingkingku sebagai tanda perjanjian antara kita berdua.
"Fiuhh.. gila, ternyata ada gunanya juga tayangan-tayangan pemerkosaan itu dibahas dengan detil di TV secara nasional tengah hari bolong itu" pikirku.
"Sonya, abang lihat keingintahuanmu sangat tinggi mengenai hubungan seks, kalo begitu pelajaran akan abang mulai malam ini" kataku.
"Tapi Sonya siap belajar sekarang bang" Sonya mulai protes.
"Iya abang tau, tapi sebaiknya sekarang Sonya ganti baju dan istirahat sementara abang akan pergi sebentar beli makan siang, ayo sana nurut ya cantik" jawabku.
[ ... ]
 

©2009 Cerita Dewasaku | by TNB